Kebebasan Itu Omong Kosong

THINK AGAIN about "Freedom/Kebebasan"!!

Liberty?

Are You Sure?

Perumpamaan

Pilih Mau Jadi yang Mana?

Bunga Mawar Merah

When the sky is torn apart, so it was (like) a red rose, like ointment, then which of the favours of your Lord will you deny?

Minggu, 31 Oktober 2010

FILARIASIS

PENDAHULUAN

Penyakit filariasis (kaki gajah) merupakan penyakit yang diakibatkan oleh infesi satu atau dua cacing jenis filaria yaitu Wucheria bancrofti atau Brugia malayi. Cacing ini memiliki bentuk langsing ditemukan di dalam sistem peredarah darah putih, otot, jaringan ikat atau rongga permukaan tulang belakang. Cacing bentuk dewasa ditemukan pada pembuluh dan jaringan darah putih pasien.

W.bancrofti  ditemukan umumnya pada malam hari (noktural) terutama di bagian selatan dunia termasuk Indonesia, sedangnkan di daerah pasifik ditemukan siang dan malam (non-periodik), sedangkan jenis malayi lebih timbul pada malam hari.

Angka kejadian filariasis meningkat sejalan dengan peningkatan usia, dan puncaknya pada usia 20-30 tahun, lebih tinggi pada laki-laki. Lingkaran hidup filariasis meliputi : 1) pengisapan mikrofilaria dari darah atau jaringan oleh serangga penghisap darah, 2) perubahan bentuk didalam serangga membentuk larva yang aktif, 3) Pertumbuhan larva didalam serangga dan melalui gigitan serangga masuk ke dalam tubuh, dan berkembang larva menjadi dewasa.

FILARIASIS BANCROFTI, WUCHERIASIS, ELEPHATIASIS

Penyebab adalah cacing wucheria bancrofti. Memiliki induk semang hanya pada manusia. Penularan melalui nyamuk yang sesuai. Pada manusia cacing ini dapat hidup hingga 5 tahun. Setelah masuk kedalam tubuh manusia cacing akan menyebar di pembuluh darah bening dan menjadi dewasa hingga satu tahun. Cacing dewasa ini yang dapat menyebabkan sumbatan dan menimbulkan keluhan.

 
Siklus Hidup W. bancrofti


Saat cacing berada didalam saluran dan kelenjar getah bening akan menimbulkan proses peradangan pada daerah tersebut dan menyebabkan penebalan dinding, dan terbentuknya jaringan-jaringan didalam pembuluh yang menyebabkan sumbatan. Peradangan pada kelenjar getah bening dapat ditandai dnegan nyeri, kelenjar yang mengeras seperti kelereng, demam, sakit kepala, badan, muntah-muntah, lesu dan tidak nafsu makan.

Pada keadaan kelenjar yang tersumbat pembuluh-pembuluh yang mengalirkan darah putih ke kelenjar tersebut mengalami pelebaran. Pembuluh-pembuluh tersebut juga mengalami kerusakan sehingga darah putih keluar dan masuk ke ruangan antar jaringan dan menyebabkan bengkak (limphedema). Karena pengaruh dari gravitasi, bagian yang paling dahulu bengkak adalah daerah paling bawah (kaki, kantung kemaluan).

Karena perjalanan penyakit ini membutuhkan waktu bertahun-tahun sehingga dapat menimbulkan manifestasi yang berbeda pula yaitu : 1) tanpa gejala, 2) filariasis dengan peradangan, 3) filariasis dengan penyumbatan.

Filariasis Tanpa Gejala

Umumnya pada daerah endemik, pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan pembesaran kelenjar limfe terutama di daerah lipat paha. Pada permiksaan darah ditemukan mikrofiliria dalamjumlah besar disertai adanya eosinofilia. Pada waktu cacing dewasa mati, mikrofilaria menghilang tanpa pasien menyadari pernah mengalami infeksi ini.

Filariasis Dengan Peradangan

Manifestasi pada infeksi awal adalah peradangan pada kelenjar getah bening (limfangitis). Limfangtis terjadi pada di sekitar larva dan cacing dewasa mudah yang sedang berkembang, mengakibatkan peradangan. Infeksi ini dapat disebabkan oleh reaksi alergi terhadap cacing hidup, cacing mati, atau adanya infeksi tambahan oleh bakteri dan jamur. Keluhan berupa   demam, menggigil, sakit kepala, muntah dan kelemahan yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu, terutama mengenai saluran limfe ketiak, tungkai, epitrochlear dan alat genital.

Peradangan biasanya bersifat lokal disertai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sakit kepala. Pada kelenjar yang terinfeksi dapat timbul gejala kemerahan, luka yang tidak sembuh, bisul, dan kehitaman disekitarnya. Bisul yang terjadi akibat filariasis akan mengeluarkan warna cairan kuning jernih, tetapi lebih sering karena disertai dengan infeksi dari bakteri lain, cairan bisul menjadi berwarna putih kekuning-kuningan (nanah). Pemberian antibiotik untuk luka tidak akan memberikan hasil yang baik. Proses perdangan ini yang berkepanjangan akan menyebabkan pembentukan jaringan parut di saluran darah putih dan menyebabkan sumbatan.

Gejala lain yang mungkin timbul adalah adanya darah pada air seni yang dapat diketahui melalui pemeriksaan mikroskop, hal ini disebabkan penyebaran cacing dewasa mengenai ginjal dan menyebabkan kerusakan ginjal. Fenomena lain yang dapat terjadi berupa infeksi paru akibat reaksi berlebihan tubuh terhadap cacing filariasis, kondisi ini ditandai dengan :
•    Kadar eosinofil darah tepi yang tinggi
•    Gejala mirip asma
•    Penyakit paru restriktif
•    Kadar antibodi terhadap filaria sangat tinggi
•    Respon yang baik terhadap pengobatan filaria

Filariasis Dengan Penyumbatan

Proses peradangan yang menahun menyebabkan pembentukan jaringan parut pada saluran darah puith dan menyebabkan sumbatan. Protein yang menyebar diantara jaringan kaki akan merangsang pembentukan jaringan parut sehingga bengkak yang terjadi akan sulit untuk dihilangkan.  Manifestasi gejala ini berupa kaki gajah (elephantiasis). Pada fase ini cacing filariasis sudah tidak terdapat dalam darah lagi.

Penyumbatan ini menimbulkan gejala paling sering di kaki tetapi dapat juga lebih tinggi di kantung kemaluan pada laki-laki, atau sekitar kemaluan pada perempuan. Bengkak yang terjadi pada kaki (limphedema) dapat dibagi menjadi 4 tingkat yaitu :
•    Tingkat 1. bengkak yang dapat hilang apabila tungkai diangkat
•    Tingkat 2. bengkak yang tidak dapat hilang apabila tungkai diangkat
•    Tingkat 3. tingkat 2 disertai kulit menjadi tebal
•    Tingkat 4. tingkat 3 disertai pembentukan jaringan fibrosis dan tampak lesi-lesi pada kulit (elephantiasis).

Diagnosis

Penentuan diagnosis cukup sulit dilakukan, karena sebagian besar datang dengan keluhan sudah terjadi bengkak pada kaki yang menyatakan bahwa infeksi terjadi beberapa tahun yang lalu. Pemeriksaan yang memungkinkan adalah dengan pemeriksaan sediaan apus darah tipis dan tebal, darah yang berasal dari ujung jari kaki atau tangan, diambil contoh darah pada saat cacing aktif yaitu antara jam 10 malam sampai 2 pagi. Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskopik atau dengan penggunaan saringan yang ditemukan oleh Bell tahun 1967.

Pemeriksaan terhadap antigen cacing ini dengan pemeriksaan antibodi yaitu AD12 dan Og4C3, memiliki kepekaan pemeriksaan yang cukup tinggi. Pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan untuk jenis Brugia malayi. Pemeriksaan ini pun mengalami kelemahan karena adanya reaksi yang dapat ditimbulkan pula oleh parasit lainnya.

Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui kondisi saluran getah bening dapat dilakukan dengan pemeriksaan nuklir berupa limfoskintigrafi atau dengan pemeriksaan USG doppler.

Pengobatan

Secara umum pengobatan dapat dilakukan dengan :
•    Istirahat di tempat tidur, pindah ke daerah yang dingin akan mengurangi serangan akut
•    Antibiotik dapat diberikan apabila ditemukan bisul dan infeksi akibat bakteri.
•    Pengikatan pada daerah yang mengalami bengkak dapat mengurangi besarnya bengkak

Pengobatan spesifik pada cacing, berdasarkan rekomendasi dari WHO dengan menggunakan dietilcarbamazine (DEC) sebagai obat yang efektif dan aman. Pengobatan dilakukan dengan dosis 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari, pengobatan ini dapat diulang 1 – 6 bulan. Atau dengan pengobatan  selama 2 hari per bulan (6 – 8 mg/kgBB/hari). Penggunaan DEC secara masal tidak dianjurkan karena efek samping yang cukup tinggi.

Regimen lain yang dikembangkan untuk kontrol penyakit berupa, dosis tunggal, sekali pertahun, 2 regimen obat (Albendazol 400 mg, dan Ivermectin 200 mg/kgBB).

Pengobatan untuk bengkak akibat sumbatan saluran darah putih (limphedem) dapat dilakukan secara konservatif dan operatif. Konservatif dapat dilakukan :
•    Pencucian dengan sabun dan air dua kali perhari
•    Menaikkan tungkai yang terkena pada malam hari
•    Tungkai yang terkena tetap digerakkan agar aliran tetap lancar
•    Menjaga kebersihan kuku
•    Memakai alas kaki
•    Mengobati luka kecil dengan antiseptik

Tindakan operatif dapat dilakukan dengan cara membuang jaringan yang mengalami pembengkakan. Indikasi operasi berupa :
•    Bengkak kantung kemaluan yang besar dan dapat menekan pembuluh darah
•    Indikasi kosmetik
•    Terlalu besar, sehingga berat dan mengganggu aktivitas sehari-hari

Rekomendasi WHO untuk filariasis adalah pencegahan secara masal dengan cara pengobatan komunitas di daerah endemik filariasis dan pendidikan masyarakat dan penderita kaki gajah.

Sabtu, 30 Oktober 2010

TUBERKULOSIS

Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit paling tua yang pernah ada di dunia. Penyebabnya adalah mikrobakterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering mengenai paru-paru tetapi dari 1/3 kasus TB berada di luar paru. Apabila di lakukan terapi secara baik, tuberkulosis sembuh dengan baik, apabila tidak, dalam 5 tahun akan berakibat fatal

ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis merupakan mikrobakteri yang bersifat kompleks, memiliki famili lain yaitu M.bovis (tuberkulosis pada sapi, yang dapat ditularkan melalui susu sapi, dan dapat diperkirakan sebagai penyebab TB gastrointestinal), M.africanum (terdapat pada kasus di daerah Afrika), M.microti (kemampuan lebih rendah dibandingkan keluarga famili lainnya), dan M.caneti (sangat jarang).

M. tuberkulosis merupakan bakteri yang tahan asam, sehingga memerlukan pewarnaan khusus. Perbedaan dengan bakteri lain adalah dinding sel yang memiliki permeabilitas yang sangat rendah, sehingga tidak mudah di tembus oleh antibiotik. Selain itu dinding sel mikrobakterium ini memiliki zat lipoarabinomannan yang merupakan protein yang menyebabkan tidak efektifnya sistem pertahanan tubuh kita dalam menghancurkan mikrobakterium ini.

EPIDEMIOLOGI
Lebih dari 3,8 juta kasus baru terjadi di negara berkembang, 5 juta kasus di Asia, 2 juta kasus di Afrika, 0,6 juta di Asia tengah, dan 0,4 juta di Amerika Latin.

PATOFISIOLOGI
M.tuberkulosis paling sering di transmisikan oleh penderita TB paru melalui tetesan air liur ke penderit a lainnya melalui batuk, bersin dan berbicara. Tetesan kecil air liur (<10m) dapat bertahan beberapa lama di udara dan masuk langsung ke saluran pernafasan orang lain. Setiap seseorang batuk bisa didapatkan 3000 droplet infeksius.
Untuk terjadi penularan diperlukan kontak yang erat dengan penderita TB. Diperlukan seseorang dengan kadar bakteri 105 bakteri/mL untuk meningkatkan resiko penularan. Pada penderita ini biasanya sudah terjadi suatu kerusakan dari paru-paru yang cukup hebat. Kondisi rumah dengan ventilasi yang sedikit, perputaran udara yang lambat, menjadi faktor penting penularan kuman TB.
 
Setelah kuman TB masuk ke dalam tubuh, bergantung terhadap kemampuan tubuh sendiri untuk dapat mengeliminasi kuman tersebut, hal ini sangat bersifat individu. Apabila kondisi tubuh dalam kondisi yang tidak baik maka akan terjadi infeks primer, hal ini yang biasanya terjadi pada anak kecil, tetapi kemungkinan untuk penularannya kecil. Pada beberapa individu akibat fungsi tubuh yang baik akan membuat mikrobakterium menjadi “tidur”, dan setelah beberapa tahun dimana kondisi tubuh menjadi tidak baik, mikrobakterium akan bangun kembali dan menyebabkan infeksi sekunder, yang bersifat infeksius. Kondisi ini menjadi lebih berat apabila seseorang dewasa yang mendapatkan penyakit HIV yang pada masa kecil mendapatkan infeksi TB.
Insidensi TB paling tinggi pada paruh baya dan remaja muda. Sedangkan pada wanita paling tinggi pada usia 25 – 34 tahun.

MANIFESTASI KLINIS
Tuberkulosa dapat menyerang seluruh tubuh, sehingga gambaran pada masing-masing organ berbeda :

1.    Paru-paru
Pertumbuhan bakteri terjadi di dalam paru-paru, pada anak kecil biasanya berkembang di lobus median dan bawah, disertai pembesaran kelenjar di hilus paru, yang semua ini tampak dari pemeriksaan x-ray dada.
Perjalanan penyakit diawali dengan adanya batuk hilang timbul yang lebih dari 1 bulan, berat badan semakin berkurang cukup pesat, keringat malam, batuk berdahak, batuk berdarah, pembesaran kelenjar, lemah badan, dan nafsu makan berkurang.
Pada anak kecil dan orang dewasa yang mengidap HIV, perjalanan penyakit dapat semakin berat. Kerusakan pada paru akan bertambah luas dan dapat menimbulkan kelainan lain seperti efusi pleura (paru-paru basah, terkumpulnya cairan dalam jumlah lebih dari normalh di rongga antara paru dan rongga dada), kebocoran paru, fibrosis paru, dan abses paru (infeksi TB di perberat dengan infeksi bakteri lain dari udara dan membentuk cairan nanah dalam jumlah besar).
Infeksi sekunder lebih sering terjadi pada dewasa, dari gambaran x-ray dada akan didapatkan gambaran infeksi terutama di daerah apex paru dan segmen posterior karena pada daerah tersebut terdapat kadar oksigen yang tinggi. Kelainan paru dapat berupa bercak hingga terbentuknya rongga akibat hancurnya sebagian paru.


2.    Kelenjar Getah Bening
Bentukan TB ekstrapulmonal yang paling seringa adalah pembesaran dari kelenjar getah bening. Jenis kelainan ini paling sering terjadi pada penderita HIV. Benjolan paling sering terdapat di leher, diatas tulang belikat, solid dan tidak nyeri. Pada perjalanan selanjutnya apabila benjolan mengalami infeksi akan terbentuk bisul dan menyebabkan adanya luka yang tidak sembuh. Pemeriksaan pasti dengan mengambil sebagian contoh dari jaringan yang mengalami pembesaran baik secara biopsi terubuka atau dengan biopsi jarum.
3.    Pleural tuberkulosis
Penyebaran kuman TB ke jaringan pleura dapat terjadi secara langsung dari infeksi paru. Infeksi yang terjadi akan menyebabkan ketidakseimbangan produksi dari cairan pleura sehingga menyebabkan berkumpulnya berlebihan cairan pleura dan menyebabkan efusi pleura. Penalataksaan efusi pleura bergantung dari jumlah dari cairan dan terganggunya sistem pernafasan. Cairan berwarnan kekuningan dan terkadang disertai warna kemerahan.
Pyothorak merupakan salah satu efek samping yang paling berat, kondisi ini disebabkan oleh pecahnya salahsatu bleb yang disertai masuknya bakteri dari luar dan menyebabkan infeksi. Diperlukan drainase yang adekuat disertai pemberian antibiotik, pada akhirnya akibat adanya nanah di rongga dada akan menyebabkan penebalan dari selaput pleura yang akan mengganggu kerja dari sistem pernafasan.

4.    Genitourinaria
Angka kejadian kurang dari 15%, penyebarannya dari paru-paru melalui darah dan berada di sistem urinaria. Keluhan yang timbul dapat berupa nyeri, sering bak, bak berdarah, dan nyeri peinggang, tetapi dapat juga tidak menimbulkan keluhan sama sekali. Gangguan yang dapat ditimbulkan berupa infeksi saluran kemih akibat adanya infeksi bakteri lain, kerusakan, penyempitan dari saluran kemih, sehingga terjadi gangguan pengeluaran air seni baik dari ginjal maupun dari kandung kemih. Diagnosa pasti berupa pemeriksaan dari bagian yang diperkirakan merupakan benjolan akibat TB dengan cara biopsi terbuka, atau biopsi jarum.
Pemeriksaan dengan kontras dapat menunjukkan adanya gangguan dari saluran kemih. Angka insidensi lebih sering pada wanita dibandingkan dengan pria. Apabila mengenai indung telur, rahim pada wanita atau saluran sperma pada pria dapat menimbulkan kemandulan.

5.    Tulang
Angka kasus mencapai 10%, terutama pada tulang dan sendi, penyebaran juga sama diakibatkan oleh penyebaran dari paru melalui darah. Tulang yang paling sering terinfeksi adalah tulang penahan beban seperti tulang belakang, panggul, dan lutut). Kerusakan yang terjadi pada tulang belakang menimbulkan kerusakan tulang dan menyebabkan kerusakan dari tulang rawan yang berada diantara tulang belakang. Kondisi ini akan menyebabkan gangguan bentuk dari tulang belakang menjadi lebih miring atau lebih bungkuk. Hal lain yang dapat terjadi adalah pembentukan dari abses dingin sehingga terlihat tulang belakang seperti memiliki punduk. Kerusakan tulang tidak selalu disertai dengan gangguan persarafan. Kerusakan saraf dapat dari hanya sekedar kebas sampai tidak dapat menggerakkan anggota badan. Diagnosa ditegakkan dengan mengambil sedikit jaringan dari abses dingin dan diperiksakan melalui patologi.

6.    Selaput otak
Insidensi infeksi selaput otak hanya 5%. Penyebarannya sama berawal dari paru menyebar melalui darah. Infeksi pada selaput otak akan menyebabkan penurunan kesadaran, nyeri kepala, gangguan sensoris dan kekakuan punduk. Berbeda dengan infeksi biasa, infeks yang disebabkan TB akan berlangsung lebih lama. Salah satu efek samping infeksi ini adalah gangguan sistem aliran cairan otak dan menyebabkan peningkatan tekanan dalam selaput otak.
Diagnosa dapat ditegakkan dengan pemeriksaan cairan selaput otak dan memeriksakan secara mikroskopis. Pemeriksaan lain seperti CT scan dapat memberikan gambaran yang baik letak dan bentuk penyakit.



7.    Sistem pencernaan
Berbagai teori dikembangkan untuk mencari bagaimana TB dapat masuk ke dalam sistem pencernaan. Didapatkan dua teori yang memungkinkan yaitu : tertelannya dahak yang mengandung TB, dan mengkonsumsi susu sapi yang mengandung Mycobacterium bovis. Usus halus sebelum usus besar merupakan tempat utama infeksi TB pertama kali. Secara klinis akan didapatkan keluhan nyeri, mual, kembung, diare, sumbatan saluran pencernaan, dan teraba benjolan  di perut kanan bawah. Keluhan lain yang sering menyertai adalah demam, keringat malam, dan nafsu makan menurun.
Kelenjar getah bening yang membesar dapat menjadi pecah dan infeksi yang terdapat didalam kelenjar tersebut akan meluas ke rongga abdomen dan penderita akan mengeluh nyeri hebat di seluruh atau sebagian perut.

8.    Lainnya
TB dapat menyerang ke seluruh organ tubuh. Bentukannya dapat berupa kerusakan dari organ tersebut, atau hanya berupa benjolan berupa abses dingin saja. Tempat lain dapat ke mata, jantung dan lainnya.

DIAGNOSIS
Penegakkan diagnosa diawali oleh kecurigaan terhadap TB melalui anamnesa dan keluhan yang timbul. Pemeriksaan penunjang dapat berupa biopsi baik secara terbuka atau dengan jarum, PPD5TU, pemeriksaan dahak bakteri BTA ataupun kultur

PENGOBATAN 
Diperlukan pengobatan yang tepat dan terus menerus sampai pengobatan berakhir. Tingginya insidensi bakteri TB yang tahan terhadap obat standar diakibatkan pengobatan yang tidak sempurna, sehingga selain penggunaan , dosis obat harus tepat pengawasan dan dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan.


10 Fakta tentang tuberkulosis :
1.    Tuberkulosis menyebar dan menular melalui udara. Apabila tidak diterapi dengan tepat, setiap penderita TB dapat menginfeksi 10 – 15 orang pertahun. 
2.    Lebih dari 2 miliar orang (1/3 populasi dunia), terinfeksi bacilli, mikroba yang menyebabkan TB. Satu dari 10 orang tersebut akan menjadi aktif TB di setengah hidupnya. Mereka yang hidup dengan HIV memiliki resiko lebih tinggi.
3.    Terdapat total angka kematian 1,77 juta manusia akibat TB di tahun 2007 (termasuk 456.000 dengan HIV), setara dengan 4800 kematian tiap hari. TB merupakan penyakit yang sering mengenai orang miskin, bergejala terutama pada usia muda dimana usia produktif seseorang. Angka kematian akibat TB paling banyak di negara berkembang dan setengahnya terdapat di Asia.
4.    TB merupakan penyebab utama kematian pada penderita HIV, dimana terjadi gangguan sistem kekebalan tubuh.
5.    Terdapat 9,27 juta kasus TB pada tahun 2007, dimana 80% terdapat di 22 negara. Angka perkapita insidensi TB secara dunia terus turun, tetapi rata-rata penurunannya sangat rendah, kurang dari 1%.
6.    TB merupakan pandemi. Diantara 15 negara yang memiliki insidensi tinggi TB, 13 negara berada di Afrika, sementara setengah dari semua kasus baru terdapat di 6 negara Asia (Bangladesh, Cina, India, Indonesia, Pakistan dan Filipina).
7.    Multidrug-resistant TB (MDR-TB) merupakan bentuk lain dari TB yang tidak efektif terhadap pengobatan standar pertama. Kasus MDR-TB hampir terjadi di setiap negara.
8.    Terdapat 511.000 kasus baru MDR-TB pada tahun 2007 dengan 56% kasus terdapat pada tiga negara yaitu : Cina, India dan Rusia. Extensively drug-resistant TB (XDR-TB) terjadi ketika didapatkan resistensi terhadap pengobatan standar lini kedua. Pada kasus ini pengobatan akan sangat sulit.
9.    Strategi WHO Stop TB bertujuan untuk mendapatkan seluruh pasien dengan target : pada tahun 2015 prevalensi dan angka kematian TB turun hingga 50% dibandingkan tahun 1990 dan memiliki kecenderungan untuk turun terus menerus. Strategi ini menekankan kepentingan dari sistem kesehatan yang baik dan pentingnya penatalaksanaan yang tepat di Puskesmas daerah endemik TB.
10.    Rencana dunia untuk menghentikan TB 2006 – 2015, di mulai pada Januari 2006, dengan investasi 67 miliar dolar US.

Jumat, 29 Oktober 2010

LEPTOSPIROSIS

Leptospirosis merupakan salah satu infeksi yang dapat berkembang secara cepat dan menjadi suatu kejadian luar biasa dalam masalah kesehatan. Kejadian ini pernah terjadi di Asia, Amerika bagian tengah dan selatan, dan Amerika serikat. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri leptospirosis yang memberikan karakteristik penyakit yang tidak khas dan dapat bersifat ringan sampai berat.

ETIOLOGI
Leptospirosis merupakan organisme jenis spirochetes, yang berbentuk seperti spiral dan memiliki kati pada kedua ujungnya. Mahluk ini memiliki ukuran panjang 6-20 m dan lebar 0,1 m. Leptospirosis dapat ditemukan pada hampir 160 jenis mamalia. Pengerat terutama tikus merupakan reservoir utama walaupun binatang ternak merupakan tempat yang banyak terdapat mikroorganisma ini ( babi, sapi, kambing dan ayam).
Didalam tubuh mamalia (terutama tikus) leptospirosis dapat hidup di dalam tubulus ginjal selama bertahun-tahun, sehingga penularan yang paling utama adalah melalui air seni, walaupun penularan melalui daging atau darah binatang yang terinfeksi dapat terjadi. Penularan antar manusia jarang terjadi.
Setelah keluar melalui air seni, leptospirosis dapat bertahan selama bertahun-tahun di air, sehingga apabila terjadi banjir, akan menyebarkan mikroorganisma ini secara luas, dan terjadi infeksi yang menyebar dengan cepat. Dengan sifatnya ini angka insidensi terjadi pada musim semi dan musim gugur pada daerah dengan empat musim, atau pada musim hujan pada daerah tropis. Mereka yang beresiko terkena penyakit ini adalah pekerja pertanian, rumah jagal, dan memungkinkan juga pemain kano, arung jeram, perenang, ski air , dan olahraga lain yang berhubungan dengan air.


PATOGENESIS
Patogenesis dari leptospirosis belum sepenuhnya dapat dimengerti. Leptospirosis masuk ke dalam tubuh inang melalui kulit yang terluka atau melalui membran mukosa, terutama konjungtiva dan oro-nasofaring. Meminum air yang mengandung leptospirosis akan menyebabakan masuknya bakteri melalui mulut, dan esofagus. Setelah masuk kedalam tubuh mikroorganisme ini akan berkembang dan menyebar hampir ke seluruh tubuh. Akan didapatkan mikroorganisma tersebut dalam darah dan cairan otak setelah 4 hari infeksi. Seluruh jenis leptospirosis dapat merusak dinding pembuluh darah dan menyebabkan kerusakan dan keluarnya cairan protein atau darah ke kulit.
Peradangan dari pembuluh vena merupakan ciri khas utama dari penyakit ini. Tetapi peradangan ini tidak hanya terjadi pada kulit, apabila terjadi pada ginjal akan menyebabkan kerusakan ginjal dan mengganggu pembuangan racun dalam tubuh, pada hati akan menyebabkan kerusakan sel hati, pada sistem paru akan menyebabkan perdarahan dan peradangan, dan pada tulang akan menyebabkan kerusakan dan pengeroposan tulang.

Apabila antibodi tubuh sudah bekerja dengan baik, seluruh leptospirosis akan dihancurkan dari tubuh kecuali pada mata, tubulus ginjal dan otak, pada ketiga organ ini membutuhkan proses yang lebih lama, sehingga memungkinkan untuk menyebabkan kerusakan mata, dan infeksi pada lapisan otak.

MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis leptospirosis bervariasi dari ringan sampai berat. Masa inkubasi berkisar 1 – 2 minggu (2-20 hari)
Anicteric Leptospirosis
Merupakan bentuk klinis yang ringan dengan gambaran seperti influenza, demam, sakit kepala hebat, mual, muntah dan nyeri otot. Nyeri toto terutama pada betis, punggung dan perut. Bentukan lain dapat berupa batuk dan nyeri tenggorokan.
Bentukan lain yang cukup sering adalah adanya demam disertai kekaburan dari konjungtiva. Bentukan yang jarang seperti pembesaran kgb, ruam pada kulit, pembesaran hati dan lien. Pada umumnya gejala akan hilang dalam 1 minggu.

Leptospirosis Berat (Weil’s syndrome)
Merupakan bentuk berat dari leptospirosis dengan karakteristik badan menjadi kuning, gangguan fungsi ginjal, perdarahan dari lubang hidung. Mortalitas terjadi berkisar 5 – 15%. Gangguan organ terjadi setelah 4 – 9 hari pasca infeksi.
Berat ringannya kuning pada tubuh tidak sesuai dengan derajat kerusakan pada hati. Kerusakan pada ginjal yang berat dapat mengakibatkan penurunan dari perfusi ginjal dan menimbulkan pengeluaran air seni yang sedikit bahkan tidak ada.
Kerusakan pada paru-paru menyebabkan gangguan seperti batuk, sesak, nyeri dada, dan bahkan batuk berdarah. Perdarahan sering tampak pada Weil’s syndrome seperti perdarahan hidung, dan kulit. Pada kondisi berat dapat ditemukan kerusakan pada otot gerak, jantung yang selanjutnya menyebabkan gangguan fungsi jantung dan kematian.

LABORATORIUM
Dari sedimen urin dapat ditemukan sel-sel darah dan adanya protein. Leukosit dalam darh bervariasi antara 3000 – 26000/l. peningkatan kadar enzim hati dan juga bilirubin. Pada pemeriksaan cairan otak dapat ditemukan peningkatan sel darah putih yang menandakan adanya infeksi pada jaringan otak.



DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan mengisolasi mikroorganisme dari pasien atau dengan adanya peningkatan titer antibodi (MAT atau ELISA). Leptospirosis dapat di isolasikan dari darah atau cairan otak selama 10 hari setelah infeksi atau dari air seni  setelah 1 minggu.

TERAPI
Pada kasus yang berat diperlukan pemberian antibiotik per pembuluh darah dengan menggunakan penicillin G, amoxicillin, ampicillin, atau eritromycin. Pada kasus yang lebih ringan dapat diberikan tetracyclin, doxyciclin

Kamis, 28 Oktober 2010

AKSES SANITASI DI INDONESIA

class='kol_img_news'

Indonesia menempati peringkat ketiga dalam urutan negara dengan layanan sanitasi terburuk di Asia Tenggara. Buruknya layanan sanitasi di Indonesia menimbulkan kerugian Rp 58 triliun per tahun. Target Tujuan Pembangunan Milenium bahwa 62 persen keluarga Indonesia memiliki akses sanitasi hanya akan tercapai jika pertumbuhan layanan sanitasi dipercepat empat kali lipat.

Hal itu disampaikan Kepala Sub-Direktorat Air Minum dan Air Limbah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nugroho Tri Utomo di Jakarta, Rabu (20/10). ”Karena tidak bisa mengakses fasilitas sanitasi yang memadai, 70 juta warga Indonesia masih membuang air sembarangan,” kata Nugroho.

Layanan sanitasi Indonesia yang hanya lebih baik daripada Timor Leste dan Laos itu menimbulkan kerugian Rp 58 triliun per tahun. ”Salah satunya karena biaya memperoleh air bersih sangat mahal. Kami hitung kerugian mencapai Rp 1,2 juta per kapita per tahun. Sebenarnya kondisi sanitasi bisa diperbaiki selama lima tahun dengan dana Rp 56 triliun saja. Namun, dalam lima tahun mendatang pemerintah pusat hanya mampu menganggarkan Rp 14,7 triliun,” kata Nugroho.

Saat ini baru 51,02 persen keluarga Indonesia memiliki akses layanan sanitasi yang memadai. Target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) menetapkan, 62 persen keluarga Indonesia memiliki akses sanitasi pada 2015. ”Kita butuh kenaikan akses 11 persen dalam lima tahun. Karena pertumbuhan akses layanan sanitasi hanya 0,5 persen per tahun, harus dipacu lagi menjadi 2 persen per tahun,” ujar Nugroho.

Direktur Utama Perusahaan Daerah Pengolahan Air Limbah (PAL) Jaya Liliansari Loedin menyatakan, 82 persen sungai di DKI Jakarta tercemar berat sepanjang tahun karena buruknya sanitasi di Jakarta. Dari 75 sumur yang dipantau di DKI Jakarta, kandungan bakteri ecoli 38 sumur melebihi baku mutu. ”Itu karena sumur tercemari septic tank warga,” kata Liliansari.

Hingga kini, layanan pengolahan air limbah Perusahaan Daerah PAL Jaya baru menjangkau 196.600 jiwa warga DKI Jakarta. ”Limbah yang lain dibuang langsung ke saluran drainase dan ke sungai,” kata Liliansari.

Wali Kota Jambi Bambang Priyanto, selaku Ketua Asosiasi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi, menyatakan, pendekatan sektoral dalam penanganan sanitasi harus diubah. ”Sanitasi merupakan isu sejumlah instansi dan setiap instansi berpikir sektoral. Kami baru berhasil mempercepat peningkatan akses layanan sanitasi di Jambi setelah membentuk kelompok kerja sanitasi yang melibatkan semua pemangku kepentingan,” kata Bambang.