Kamis, 24 Februari 2011

Melihat Netralitas Media Terkait Penggulingan Rezim Tiran di Libya

mediaumat.com- Menurut Aljazeera dalam situsnya bahwa berbagai laporan terus menyampaikan tentang puluhan korban meninggal dan terluka. Mereka ini meninggal dalam aksi protes yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang berlangsung beberapa hari lalu, di sejumlah kota Libya, terutama di bagian timur negara dalam rangka "Hari Kemarahan". Sementara itu para demonstrasi melanjutkan aksinya di Benghazi pada hari Jumat lalu.
Aksi protes itu telah dimulai tiga hari lalu, dan di dalam aksi itu pertama kalinya menggema slogan-slogan yang menyerukan penggulingan pemimpin Libya, Muammar Gaddafi, yang telah memerintah Libya selama 42 tahun, dan membuat konstitusi sendiri untuk negara.
Sesungguhnya yang menarik perhatian dari setiap insiden Libya, adalah liputan media tentang apa yang terjadi, dan bervariasinya di antara berbagai saluran satelit dan kantor berita, di mana masing-masing melaporkan sesuai dengan agenda, loyalitas dan afiliasinya.
Channel Aljazeera, misalnya, bukan untuk membatasi, melalui pemberitaannya atas insiden Libya, menunjukkan ketidakpeduliannya, bahkan mencoba untuk memarjinalkan berbagai insiden, dan ini tidak seperti pemberitaan sebelumnya. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Channel Aljazeera dalam memberitakan insiden Mesir, misalnya, di mana ia menganggap dirinya sebagai poros dan penggerak utama dalam pemberontakan di jalanan Mesir, bahkan yang mencambuknya agar melakukan perlawanan terhadap rezim korup.
Perlu dicatat di sini bahwa ketergantungan politik rezim Mesir kepada Amerika, berbeda dengan ketergantungan Qatar (pemilik Aljazeera) kepada 10 Downing Street di London, sehingga perbedaan inilah yang memperlihatkan wajah konflik media internasional tentang Mesir dan masa depannya.
Rezim fasis Gaddafi, adalah rezim yang sangat loyat terhadap Inggris. Dengan demikian media-media yang menjadi corong agen Inggris akan mencoba untuk meminimalisir berita terkait apa yang terjadi, atau setidaknya tidak tergerak untuk melakukan liputan lapangan.
Kembali dengan apa yang terjadi di Libya. Sungguh rezim busuk ini, dengan perjalanannya yang diwarnai kejahatan dan tirani selama lebih dari 40 tahun pemerintahan kolonel pengkhianat, di mana setiap orang, awan maupun terpelajar menyaksikan kejatahan dan kekejamannya baik fisik maupun pemikiran. Dialah pembuat bid'ah dengan nama "Buku Hijau" yang bertujuan menghapus Sunnah Rasulullah Saw. Sementara kelompok di antara kaum Muslim terbaik yang berani mengoreksi atas kezaliman dan kekejiannya, maka ia membunuhnya dan menyiksanya dengan darah dingin. Dan ia membuka pintu bagi para budaknya dari komite revolusioner untuk menangkapi mereka yang ikhlas di antara generasi Libya untu disiksa dan diterornya, bahkan beberapa dari mereka mendapatkan syahid di tangan para penjahat yang menjadi algojonya.
Adapun penjaranya, maka di dalamnya menyengat bau busuk pembantaian terhadap para penghuninya, seperti penjara Abu Salim yang begitu menyakitkan jika disebutkan. Sungguh tiran ini telah biasa menangkapi generasi Libya yang ikhlas dan dimasukkan untuk disiksa dan dilecehkan oleh para penjahat yang mendapat didikan dari Inggris. Semua itu dilakukan semia menjaga kepentinggan Inggris di Libya, dan untuk menjarah setiap kekayaan dan potensinya.
Rezim ini pernah memperlihat watak pengemisnya dan pelacuran politiknya ketika penyerahan kontrol militernya untuk kepentingan CIA, maka ia mengirim Washington dengan tunduk dan terhina untuk menjaga kepalanya setelah pendahulunya tumbang dalam pemerintahan Irak.
Berikut adalah geng penjahat komite revolusioner yang menangkapi generasi muda terbaik Libya yang sedang melakukan aksi long match, dengan dilengkapi senjata berat mereka mengarahkan senjatanya itu pada dada generasi muda Libya yang tidak bersenjata.
Sedangkan yang wajib dilakukan oleh generasi muda Muslim Libya adalah mengerahkan seluruh kemampuan untuk terus menuntut penggulingan rezim secara radikal dan revolusioner. Kemudian menggantinya dengan sistem Islam yang agung, sistem yang mentangkan keadilan dan kemuliaan, yang akan mengakhiri dominasi Inggris, dan mengusirnya hingga tidak berani lagi untuk kembali, mengadili setiap kejahatan yang dilakuakn terhadap generasi kaum Muslim di Libya dan lainnya, serta mencabut rezim Gaddafi dan para algojonya agar mereka menjadi pelajaran bagi para tiran dan diktator lainnya.
Sementara bagi tentara Libya wajib mendukung rakyat dalam mewujudkan tuntutannya untuk perubahan secara radikal, berlepas diri dari rezim busuk, dan beralih menolong Islam[]hti

0 komentar:

Posting Komentar

bagaimana menurutmu?