Senin, 15 November 2010

Fajar Kemenangan

Syaikh Ibnu AbiAd-Dunya ,eriwayatkan dalam kitabnya Al-Amru bi al-Ma’ruf wa an-Nahyu al-Munkar, bahwa Rasulullah pernah bersabda,
“bagaimana kalian ini apabila kaum perempuan kalian membangkang? Dan para remajanya berbuat fasik?”
Para Sahabat bertanya, “Apakah hal tersebut benar-benar terjadi, duhai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Ya. Bahkan perkara yang lebih dahsyat dari itu akan terjadi”
Para Sahabat bertanya, “Apakah perkara yang lebih dahsyat dari itu duhai Rasulullah?”
Rasul menjawab “bagaimana kalian ini apabila kalian tidak melakukan amar makruf dan tidak mencegah dari kemungkaran?”
Para Sahabat bertanya, “Apakah hal tersebut benar-benar terjadi, duhai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Ya. Bahkan perkara yang lebih dahsyat dari itu akan terjadi”
Para Sahabat bertanya, “Apakah perkara yang lebih dahsyat dari itu duhai Rasulullah?”
Rasul menjawab “bagaimana kalian ini apabila kalian melihat perkara makruf sebagai munkar dan melihat perkara munkar sebagai makruf?”
-----------------------------------------------------
Dari situ dapat kita ketahui bahwa ada tiga hal yang tidak terbayang oleh para Sahabat bahwa hal tersbut dapat terjadi, tentunya ketiga hal tersebut di jaman Sahabat merupakan sesuatu yang aneh jika hal tersebut terjadi di kalangan umat Islam.
Ketiga hal yang membuat para Sahabat keheranan yang dijelaskan Nabi Muhammad saw itu adalah :
1. Banyak perempuan yang melakukan pembangkangan dan para remajanya berbuat dosa (fasik)
2. Amar makruf nahi munkar ditinggalkan
3. Tebolak-baliknya realitas, yang benar dipandang salah dan perkara salah dipandang benar.

Bayangkan ketiga hal tersebut---yang pada jaman Sahabat merupakan hal yang aneh terjadi---
Lihatlah sekeliling kita,hal tersebut telah benar-benar terjadi di kalangan umat Islam.
Banyak kaum perempuan yang membangkang—melupakan ajaran Islam, membuka aurat dan melakukan pergaulan bebas. Remajanyapun terlena dalam glamour kefasikan. Tidaklah mengherankan apabila Komnas HAM Perlindungan Anak menemukan sebanyak 62,7% remaja usia 13-18tahun (Usia SMP-SMA) mengaku pernah melakukan seks bebas (berzina).

Amar makruf nahi munkarpun amat sulit terlihat. Dengan alas an Hak Asasi manusia (HAM) amar makruf nahi munkar dianggap sebagai hal yang melanggar HAM. Kenapa ini terjadi? Ini disebabkan karena dalam logika HAM siapapun boleh melakukan apapun selama tidak ada orang lain yang merasa terganggu, sekalipun perbuatannya haram, asalkan tidak ada yang mengaku dirugikan, semuanya bebas berjalan. So ga heran di Indonesia (Negara dengan jumlah Muslim terbesar) pernah beberapa saat yang lalu dilakukan festival gay. Para penentang diadakannya festival ini dianggap angin lalu.

Begitu juga dengan fakta yang benar di anggap salah dan yang salah dianggap benar. Liberalisme dibiarkan berkembang, eks komunis diberi angin segar,sementara Islam?? Nabinya di hina, Al-Qur’annya dibakar, umatnya dibantaidan dengan seenaknya saja pengemban Islam di Cap “terrorist”

Ketiga perkara yang telah jelaskan rasulullah di atas benar-benar telah terjadi saat ini, tak berlebihan jika saat ini kaum Muslim berada dalam titik terendah. Naudzu billahi min dzalik.

Pada sisi lain, kondisi seperti itu justru merupakan isyarat bahwa fajar kemenangan akan segera menyingsing. Semula titik terendah,umat Islam terus merangkak naik hingga mencapai puncak, insya Allah. Di tengah kondisi demikian, upayan menegakkan Islam terus makin mendapat sambutan, syaratnya kita istiqomah dalam kebenaran itu.

Menarik apa yang disampaikan oleh Syaikh Mahmas bin Abdullah bin Muhammad al-Jal’ud dalam kitabnya, “Wajib bagi setiap muslim ketika ia mengetahui kebenaran untuk mengikutinya, seraya mengatakan kebenran itu tanpa takut terhadap seorangpun dan tanpa bermain muka pada siapapun. Sebab, hal demikian merupakan bagian dari amar makruf nahi munkar. Orang yang diam dari kebenaran ia adalah setan. Bagaimana mungkin seseorang dapat memiliki rasa takut kepada sesame manusia melebihi rasa takutnya kepada Allah SWT?”(Al-Jal’ud, Al-Maulah wa al-Mu’adah fi asy-Syariat al-Islamiyan, I/287).

Tugas kita adalah menyampaikan kebenaran apa adanya. Kata adalah senjata!
Allahu akbar walillahi alhamd!

Sumber: al-wa'ie No.123 Tahun XI,1-30 November 2010

0 komentar:

Posting Komentar

bagaimana menurutmu?