Terjadinya bencana letusan Gunung Merapi di Yogyakarta mengundang penasaran warga Kuningan dan sekitarnya untuk mengetahui aktivitas Gunung Ciremai. Gunung Ciremai pernah meletus dengan hebat pada tahun 1938 silam.
Beruntung kondisi Gunung Ciremai pasca letusan Gunung Merapi, masih berada pada level I alias normal. Meskipun setiap harinya terdapat aktivitas magma yang tercatat oleh seismograf di Pos pengamatan Gunung Ciremai,Desa sampora Kecamatan Cilimus.
“Kalau ada getaran sehari di bawah lima kali, itu masih tergolong normal. Apalagi getaran kecil tidak terasa oleh manusia. Nah Gunung Ciremai seperti itu. Sejak bencana letusan Gunung Merapi hingga hari ini, alat kami tidak merekam aktivitas yang membuat kita khawatir” terang seorang petugas di Pos Pengamatan Gunung Ciremai, Iyus Rushana, Minggu (31/10). Dalam menjalankan tugasnya ia selalu memantau aktivitas di Gunung Ciremai, baik melalui seismograf ataupun melalui teleskop, bahkan pihaknya juga rutin meneliti peningkatan suhu air panas di Sangkanhurip dan Ciniru Jalaksana. “Suhu air panas di Sangkanhurip normalnya 46-47 derajat Celcius. Kalau saja terjadi peningkatan tiba-tiba di atas itu, maka patut diwaspadai. Begitu juga di mata air Cipanas Ciniru”
Karakter Gunung Ciremai berbeda dengan Gunung Berapi lainnya, terutama jarak letusannya. Gunung Merapi misalnya, setiap empat tahun terjadi letusan, sedangkan Ciremai sudah sekitar 72 tahun Ciremai tidak menunjukkan aktivitas yang berarti. Berdasarkan data yang ada di Pos pengamatan tahun 1938 pernah terjadi letusan Gunung Ciremai cukup hebat. Sedangkan sebelum tahun tersebut hanya terjadi hembusan pada tahun 1924 lalu tahun 1917 dan pernah terjadi letusan pada tahun 1805. Tahun 1772 pun sempat terjadi letusan.
Wejangan Pernikahan
4 bulan yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
bagaimana menurutmu?