Selasa, 05 Juni 2012

Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Perkembangan individu berlangsung terus menerus dan tidak dapat diulang kembali.Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik diakibatkan sikap mereka yang suka mencoba-coba pada hal yang baru.Pada perkembangan fisik remaja mulai nampak terutama pada bagian organ-organ seksualnya secara fisik, pada masa remaja pula mulai pembentukan hormon-hormon seksual sudah mulai terbentuk sehingga perilaku atau tingkah lakunya banyak dipengaruhi oleh hormin tersebut.
Bimbingan orang tua terhadap anak pada suai remaja sangatlah dibutuhkan agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya.Agar orang tua dapat memberikan bimbingan kepada putra-putrinya hendaknya mengetahui perkembangan fisik remaja.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan “Perkembangan Fisik Remaja” dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana defenisi remaja ?
2.      Bagaimana tahapan-tahapan perkembangan fisik remaja ?
3.      Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan fisik remaja ?
4.      Masalah apa saja yang terjadi dalam perkembangan fisik remaja ?
5.      Bagaimana pesan dan kesan terhadap remaja ?

C.    Tujuan Penelitian
  1. Untuk Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Perkembangan Peserte didikUniversitas Wiralodra.
1.      Untuk mengetahui pengertian remaja
2.      Untuk mengetahui tahapan-tahapan perkembangan fisik remaja
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik remaja
4.      Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam perkembangan fisik remaja
5.      Bagaimana pesan dan kesan terhadap remaja.

BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIK REMAJA
A.   Definisi Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam http://rumahbelajarpsikologi.com /2009/05/23/remaja.). Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence). (http://rumahbelajarpsikologi.com /2009/05/23/remaja
Dalam berbagai buku psikologi terdapat perbedaan pendapat tentang remaja namun pada intinya mempunyai pengertian yang hampir sama. Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan masa anak dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah puberty (inggris) puberteit (Belanda), pubertasi (latin), yang berarti kedewasaan yang dilandasi sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian dan keperempuanan. Ada pula yang menyebutkan istilah adulescento (latin) yaitu masa muda. Istilah pubercense yang berasal dari kata pubis yang dimaksud dengan pubishair atau mulai tumbuhnya rambut di sekitar kemaluan.
Istilah yang dipakai di Indonesia para ahli psikologi juga bermacam-macam pendapat tentang definisi remaja.Disini dapat diajukan batasan remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Menurut Sarlito (1991), tidak ada profil remaja Indonesia yang seragam dan berlaku secara nasional. Masalahnya adalah karena Indonesia terdiri dari berbagai suku, adat dan tingkatan sosial ekonomi, maupun pendidikan. Sebagai pedoman umum remaja di Indonesia dapat digunakan batasan usia 11 – 24 tahun dan belum menikah.(Sunarto : 1998 : 56)
Batasan usia 11 – 24 tersebut didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1.      Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik)
2.      Usia 11 tahun dianggap oleh masyarakat Indonesia sebagai masa akhir balig, baik menurut adat maupun agama, sehingga mereka tidak diperlakukan sebagai anak-anak. (kriteria sosial ).
3.      Pada usia tersebut mulai ada tanda – tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas (ego identity), tercapainya fase genital dari perkembangan kognitif maupun moral.
4.      Batas usia 24 merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberikan peluang bagi mereka kriteria sampai pada usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang lain, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara tradisi)
5.      Status perkawinan sangat menentukan, karena arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Seorang kriteria sudah menikah diusia berapapun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa.
6.      Batasan usia diatas adalah sebagian pendapat dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli psikologi, pendapat lain tentang batasan usia remaja dikemukakan oleh Hurlock (1964) bahwa batasan usia remaja itu antara 13 sampai 21 tahun, yang terbagi menjadi dua yaitu ; remaja awal usia 13 – 14 tahun, dan remaja akhir usia 17 – 21 tahun.

B.   Perubahan Fisik Selama Masa Remaja
Dengan berkurangnya perubahan fisik kecanggungan pada masa puber dan awal masa remaja pada umunya menghilang, karena remaja yang lebih besar sudah mempunyai waktu tertentu untuk mengawasi tubuhnya yang bertambah besar.Mereka juga terdorong untuk menggunakan kekuatan yang diperoleh dan selanjutnya merupakan bantuan untuk mengatasi kecanggungan yang timbul kemudian.
Karena kekuatan mengikuti pertumbuhan otot, anak laki-laki pada umumnya menunjukkan kekuatan yang terbesar pada usia 14 tahun, sedangkan anak perempuan menunjukkan kemajuan pada usia ini dan kemudian ditinggalkan karena perubahan minat lebih dari pada kurangnya kemampuan.
Perubahan fisik selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap :
1.      Perubahan Eksternal
Perubahan yang terjadi dan dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah :
a. Tinggi Badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya.
Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada anak yang tidak mendapatkan imunisasi.Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya terhambat.
 b. Berat Badan
Perubahan berat badan mengikuti jadual yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak.
Ketidak seimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan menimbulkan ketidak idealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik / gembrot (gemuk pendek).
 c. Proporsi Tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan yang tubuh yang baik.Misalnya badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu pandang.
d. Organ Seks
Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian. 
e. Ciri – ciri Seks Sekunder
Ciri – ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan jakun pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.
 2.      Perubahan Internal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar.Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah :
a. Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-oto di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
b. Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
c. Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun ; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian.
e. Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang.
C.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja
Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja.Kondisi yang baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja, demikian pula sebaliknya.
Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi sebagai berikut :
1. Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya, sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang.
Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa dari orang tuanya.
2. Pengaruh Gizi
Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup.
Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.
3. Gangguan Emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitary. Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
4. Jenis Kelamin
Anak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan, kecuali pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan baisanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada laki-laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari pada laki-laki .
5. Status Sosial Ekonomi
Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang bersal dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah.
6. Kesehatan
Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja.Remaja yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat disbanding yang sering sakit.
 BAB III
MASALAH PERKEMBANGAN FISIK REMAJA
A.                PERKEMBANGAN CIRI SEKUNDER YANG TERTUNDA / TERHAMBAT.
a.     Defenisi
·             Suatu kondisi dimana ciri sekunder pada remaja terlambat perkembangannya, yang menyebabkan ketidakpuasan remaja akan body image.
·                Pada remaja yang  melewati masa puber (masa remaja awal) dan akhir masa puber (masa remaja akhir), permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/keprihatinan mereka dengan keadaan fisik yang tidak berkembang secara proporsional sesuai dengan usia remaja pada umumnya atau tidak berkembang sesuai dengan fisik ideal yang mereka inginkan.
·                Remaja dengan permasalahan ini seringkali membandingkan dirinya dengan fisik orang lain ataupun fisik artis/aktor idola mereka, dalam hal ini terfokus pada pinggul, pantat, perut, paha dan payudara (remaja perempuan) dan kumis, jakun, jenggot dan otot kekar (pada remaja laki-laki).
b. Akibat pada remaja
     1.       Kepercayaan diri remaja menurun
     2.       Distress emosi
     3.       Pikiran yang berlebihan tentang penampilan
     4.       Depresi
     5.       Perilaku makan yang malapdativ, berlanjut ke anoreksia
     6.       Menurunnya nilai akademik di sekolah
c.  Penanganan
1.              Bagi orang tua, penting mempertahankan agar anak remajanya selalu dalam keadaan sehat, dan terpenuhi kebutuhan akan gizi seimbang.
2.              Memberikan pemahaman kepada anak tentang proses kematangan pada anak seusianya dan hal-hal yang dapat menghambat kematangan tersebut bukanlah suatu yang memalukan /menakutkan, sehingga ia tidak membayangkan terus-menerus bahwa ada suatu kesalahan pada dirinya bilamana ia berbeda dengan teman-temannya.
3.              Bimbing anak menggali potensi diri, yang bisa menjadi keunggulan dalam hal yang lain sehingga ia tidak merasa malu akan penampilan, misal prestasi akademik, prestasi olahraga, perstasi seni, dan lain-lain.
4.              Membantu anak memperbaiki penampilan diri.
5.              Menjelaskan pada anak bahwa setiap individu itu unik, berbeda dan mempunyai karakteristik masing-masing yang bisa di unggulkan.
B.                KETERLAMBATAN MENCAPAI TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF OPERASIONAL FORMAL
            a.          Defenisi
·       Merupakan suatu perilaku ketidakmampuan remaja dalam mencapai tahap perkembangan   operasional  formal yaitu kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.
·       Sebagian remaja masih berada pada pada tahap perkembangan berpikir sebelumnya yaitu tahapan operasional kongkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana, dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi.
·       Jika keterlambatan perkembangan tahapan ini tidak dilatih/diperbaiki maka akan berlanjut hingga dewasa, dimana seseorang tidak mempunyai keterampilan berfikir dan masih menggunakan penalaran dari operasional kongkrit.
·       Masalah pola pikir ini sering terjadi pada remaja-remaja di negara berkembang dan negara terbelakang.
  b.                  Penyebab
1.    Pola asuh orang tua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga remaja tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya
2.    Sistem pendidikan yang selalu menggunakan metode satu arah ( ceramah), tidak melatih anak berpikir dan berpendapat.
3.    Kurangnya perhatian guru dan orang tua pada tahap perkembangan berpikir remaja.
c.                   Penangangan
1.        Pentingnya memberikan pemahaman kepada anak tentang tugas-tugas perkembangan pada remaja secara normal dan memotivasinya untuk mencapai hal itu.
2.        Mendorong anak untuk bercita-cita secara realistik, dan tidak kecewa akan prestasi yang telah dicapai tetapi berusaha memperbaikinya        
3.        Ajak remaja berdiskusi tentang banyak hal, mempelajari dan mengembangkan konsep-konsep sederhana menjadi lebih komplit, hargai perbedaan perndapatnya.
4.        Libatkan remaja dalam menyelesaikan suatu permasalahan, biarkan ia berfikir secara bebas hargai ide dan pendapatnya, meskipun ide tersebut tidak realistik untuk diterapkan dan tidak ada hasil yang siginifikan bila ide tersebut dilaksanakan.


BAB IV
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang di dapat dari penulisan makalah ini antar lain sebagai berikut :
1.      Pertumbuhan fisik pada remaja ditandai dengan terjadinya pubertas. Pubertas adalah proses menuju kematangan individu secara seksual yang berupa pertumbuhan biologis seperti bertambahnya tinggi & berat badan, perubahan proporsi & bentuk tubuh, dan tercapainya kematangan seksual (kemampuan bereproduksi).
2.      Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja antara lainKeluarga, gizi, emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan Kesehatan.
3.      Dampak-dampak yang akan terjadi apabila beberapa remaja mengalami perbedaan pertumbuhan antara lain :
a.       Bagi remaja cowok yang pertumbuhannya badannya cepat, mereka senantiasa kawatir kalau sudah besar nanti akan terlalu tinggi
b.      Bagi remaja cowok yang tergolong lambat, mereka senantiasa kawatir kalau perkembangan fisik nya akan terhambat sehingga mereka jadi minder
c.       Bagi remaja cewek yang pada umumnya lebih cepat tumbuh daripada remaja cowok, mereka jadi bahan olok-olok an teman-teman sebayanya.

B.   SARAN
Adapun saran-saran dalam makalah Pertumbuhan dan perkembangan fisik remaja dan permasalahannya ini adalah sebagai berikut.
1.      Perlu perhatian lebih oleh orang tua terhadap perkembangan anak-anak mereka.
2.      Orang tua perlu memberikan pengertian sejak dini kepada anak-anak mereka terhadap perubahan yang terjadi.

0 komentar:

Posting Komentar

bagaimana menurutmu?