BAB
1
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Siapapun tahu bahwa
komunikasi adalah hal yang terpenting yang mampu mempengaruhi kesuksesan seseorang.
Sepertinya jika kita bisa berbicara dengan baik dan menyenangkan tentu hal itu
akan disukai oleh banyak orang dan tidak menutup kemungkinan kita akan menjadi
jauh lebih sukses di bidang karir maupun di kehidupan kita baik di dalam
lingkungan sekolah, kerja, rumah dan masyarakat. “Jangan menjadi orang rata-rata”, Maksud dari kalimat tersebut adalah
memang benar bahwa mayoritas orang mempunyai fisik yang normal dalam hal ini
dikhususkan mulut (pintu pertama seseorang untuk berkomunikasi), tetapi tidak
semua orang bisa menggunakan mulutnya dengan baik sehingga ini sangat
berpengaruh bagi kesuksesan mereka. Yang perlu kita perhatikan sekarang adalah
bagaimana caranya agar kita tidak menjadi rata-rata orang, mulailah belajar
yang melatih otak kita untuk menjadi lebih baik lagi dalam proses berkomunikasi
atau berinteraksi dengan orang lain. Sebagai salah satu contoh kita bisa
melihat apa yang telah dikatakan oleh Barrack Obama (presiden Amerika Serikat)
dalam pidato kampanye-nya, ia mengatakan “Saat
ini kita tidak butuh pemimpin orang kaya (sambil menyindir saingannya) tetapi
yang kita butuhkan saat ini adalah pemimpin yang berasal dari keluarga biasa!!
Orang kaya tidak akan mengerti bagaimana mayoritas perasaan dan penderitaan
orang-orang amerika yang miskin saat ini !!! kita butuh pemimpin yang mengerti
dan tahu penderitaan kita !!. pilih saya Barrack Obama !!”. Mungkin kalimat
tersebut tidak sehebat dari Amerika-nya itu sendiri, tetapi bagaimanapun juga
ia salah satu orang yang mempunyai kemampuan dalam berbicara.
Hal yang terpenting dari berkomunikasi adalah
kemampuan berbicara yang bisa dilakukan seseorang, karena hal ini merupakan
kebutuhan yang sangat penting untuk pergaulan sehari-hari dalam proses
berinteraksi yang mampu menentukan kesuksesan seseorang.. Salah satu
diantaranya menggunakan komunikasi bicara lisan yang dapat dimengerti oleh
lawan bicaranya. Dimana seseorang ingin mengungkapkan perasaan, keinginan hati
dan pikirannya dengan cara berkomunikasi. Dengan adanya komunikasi diantara
mereka akan terjadi suatu interaksi sosial antara satu dan lainnya, karena
hubungan seseorang tersebut sama-sama saling membutuhkan, saling mengerti, saling
memahami makna dan tujuan yang ingin di capai berdasarkan latar belakang yang
ada.
2. Rumusan Masalah
Berbicara
tentang pentingnya seseorang dalam kemampuannya untuk berkomunikasi, ternyata
dalam kenyataannya tidak semua orang mampu menggunakan mulutnya dengan efektik.
Tentunya hal ini sangat mengganggu terhadap orang tersebut, karena dalam
praktek berkomunikasi biasanya seseorang kerap menemui berbagai macam hambatan
yang jika tidak dapat ditanggapi dan disikapi secara tepat akan membuat proses
komunikasi yang terjadi menjadi sia-sia karena pesan tidak tersampaikan atau
yang sering terjadi adalah terjadinya penyimpangan. Hal ini disebabkan karena
karakter dan pembawaan seseorang berbeda-beda. Diantaranya seperti orang yang
merasa tidak percaya diri atau minder, orang yang arogan, ataupun orang yang
terlahir mengidap autistik dll.
Maka dari itu penulis berniat untuk berbagi solusi
terhadap permasalahan diatas :
1.
Bagaimana cara
mengatasi rasa minder ketika bertemu dengan orang baru ?!
2.
Apakah dengan
pandai berkomunikasi atau berbicara bisa merubah hidup seseorang ?!
3.
Bagaimanakah
cara berkomunikasi yang baik dengan orang yang menyebalkan ?!
3. Tujuan
Tujuan penulis dalam menyusun karya ilmiah yang memuat
materi tentang kemampuan berkomunikasi dengan orang lain diantaranya sebagai
berikut :
1. Sebagai kajian seseorang untuk memahami betapa
pentingnya tentang cara berkomunikasi yang baik dan luwes dengan orang lain.
2. Sebagai kajian seseorang agar dirinya mampu berjuang
mempertahankan eksistensinya sebagai manusia
dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Sebagai bahan pembelajaran seseorang dalam proses
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain baik di lingkungan sekolah,
kerja, rumah dan masyarakat.
4. Untuk meningkatkan mutu dan kualitas seseorang dalam
kemampuannya berbicara.
BAB
II
KONSEP
1.
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI
DENGAN ORANG LAIN
”Adalah seorang
pendengar yang menentukan bagaimana sebaiknya sebuah pesan dimengerti”. Bagaimana
dan seperti apa sudut pandang seseorang terhadap apa yang didengar, dilihat
atau dimengerti sangatlah dibentuk oleh latar belakang dan pengalaman pribadi
perorangan. Kalau diamati dalam
kehidupan sehari-hari, banyak didapati orang yang berbicara. Namun tidak semua
orang didalam berbicara itu memiliki kemampuan yang baik didalam menyampaikan
isi pesannya kepada orang lain sehingga dapat dimengerti sesuai dengan
keinginannya, dengan kata lain, tidak semua orang memiliki kemampuan yang baik
didalam menyelaraskan atau menyesuaikan dengan detail yang tepat antara apa
yang ada dalam pikiran atau perasaannya dengan apa yang diucapkannya sehingga
orang lain yang mendengarkannya dapat memiliki pengertian dan pemahaman yang
pas dengan keinginan si pembicara. Untuk penyampaian hal-hal yang sederhana
mungkin bukanlah suatu masalah, akan tetapi untuk menyampaikan suatu
ide/gagasan, pendapat, penjelasan terhadap suatu permasalahan, atau menjabarkan
suatu tema sentral, biasanya memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi bagi
seorang pembicara yang belum terbiasa, bahkan tidak semua orang mampu
melakukannya dengan baik. Dibutuhkan suatu keterampilan atau kecakapan dengan
proses latihan yang secukupnya untuk dapat tampil dengan baik menjadi seorang
pembicara yang handal.
Disadari bahwa keterampilan berbicara seseorang, sangat
dipengaruhi oleh dua faktor penunjang utama yaitu internal dan eksternal.
Faktor internal adalah segala sesuatu potensi yang ada di dalam diri orang
tersebut, baik fisik maupun non fisik (psykhis), faktor pisik adalah menyangkut
dengan kesempurnaan organ-organ tubuh yang digunakan didalam berbicara misalnya, pita suara, lidah, gigi, dan bibir,
sedangkan faktor non fisik diantaranya adalah: kepribadian (kharisma),
karakter, temparamen, bakat (talenta), cara berfikir dan tingkat intelegensia.
Sedangkan faktor eksternal misalnya tingkat pendidikan, kebiasaan, dan
lingkungan pergaulan. Namun demikian, kemampuan atau keterampilan berbicara
tidaklah secara otomatis dapat diperoleh atau dimiliki oleh seseorang, walaupun
ia sudah memiliki faktor penunjang utama baik internal maupun eksternal yang
baik. Kemampuan atau keterampilan berbicara yang baik dapat dimiliki dengan
jalan mengasah dan mengolah serta melatih seluruh potensi yang ada.
Pada dasarnya seorang pembicara yang handal adalah
seseorang yang ketika ia berbicara, baik dalam komunikasi formal (presentasi, ceramah, dll.)
maupun informal (pergaulan) memiliki daya tarik yang rhetoris (mempesona) dengan isi pembicaraan yang efektif
(sistematis, benar/tepat, singkat dan jelas dengan bahasa yang tepat) sehingga
orang yang mendengarkannya dapat mengerti dengan jelas dan tergugah
perasaannya. Tetapi tampil berbicara dengan hanya mengandalkan teknik
rhetorika, nampaknya tidaklah cukup untuk menjadi seorang pembicara yang
handal. Karena bagimanapun hebatnya daya pesona yang ditimbulkan oleh seorang
pembicara dalam penampilannya tanpa didukung oleh efektifitas pembicaraan yang
dibawakannya, maka apa yang disampaikannya itu akan berlalu begitu saja tanpa
menimbulkan kesan yang mendalam, atau dengan kata lain efek pesan yang
disampaikannya itu hanya bertahan sampai selesainya pembicaraan, begitu
pembahasan selesai maka selesai pulalah segalanya.
Untuk itulah maka disamping seorang pembicara perlu
memiliki rhetorika yang baik, ia juga perlu menguasai apa yang disebut
berbicara yang efektif. Berbicara efektif merupakan sarana penyampaian ide
kepada orang atau khalayak secara lisan dengan cara yang mudah dicerna dan
dimengerti oleh pendengarnya. Hal itu dapat terjadi jika pembicaraannya
sistematis, benar, tepat dan tidak berbelit-belit dengan penggunaan bahasa yang
baik dan benar. Diantaranya adalah :
1. Bicara dengan jelas
2. Punya sesuatu untuk dikatakan
3. Penuh pengertian
4. Pengaruhi orang lain
5. Berdirilah ditengah-tengah
6. Miliki rencana
2.Faktor Berkomunikasi
diantaranya:
A.
Berbicara
Berbicara merupakan
salah satu alat komunikasi yang paling efektif.semenjak anak masih bayi sering kali menyadari bahwa
dengan mempergunakan bahasa tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal
tersebut kurang dimengerti oleh anak.oleh karena itu baik bayi maupun anak
kecil selalu berusaha agar orang lain mengerti maksudnya. Hal ini yang
mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara
merupakan alat komunikasi yang paling efektif di bandingkan denag bentuk bentuk
komunikasi yang lain yang dipakai anak sebelum pandai berbicara. Oleh karena
bagi anak bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tetapi juga berfungsi
untuk mencapai tujuannya,misalnya:
1)
Sebagai pemuas
kebutuhan dan keinginan
Dengan
bebicara anak mudah untuk menjelaskan kebutuhan dan keinginannya tanpa harus
menunggu orang lain mengerti tangisan,gerak tubuh atau ekspresi wajahnya. Dengan
demikian kemampuan berbicara dapat mengurangi frustasi anak yang disebabkan
oleh orang tua atau lingkungannya tidak mengerti apa saja yang di maksudkan
oleh anak.
2) Sebagai
alat untuk menarik perhatian orang lain
Pada
umumnya setiap anak merasa senang menjadi pusat perhatian orang lain. Dengan
melalui keterampilan berbicara anak berpendapat bahwa perhatian orang lain
terhadapnya mudah di peroleh melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada
orang tua misalnya apabila anak dilarang mengucapkan kata-kata yang tidak
pantas. Di samping itu berbicara juga dapat untuk menyatakan berbagai ide,sekalipun
sering kali tidak masuk akal bagi orang tua,dan bahkan dengan mempergunakan
keterampilan berbicara anak dapat mendominasi situasi sehingga terdapat
komunikasi yang baik antara anak dengan teman bicaranya.
3) Untuk
mempengaruhi perilaku orang lain
Dengan
kemampuan berbicara dengan baik dan penuh rasa percaya diri anak dapat
mempengaruhi orang lain atau taman sebaya yang berperilaku kurang baik menjadi
teman yang bersopan santun, Kemampuan dan keterampilan berbicara dengan baik
juga dapat merupakan modal utama bagi anak untuk menjadi pemimpin di lingkungan
karena teman sebayanya menaruh kepercayaan dan simpatik kepadanya.
B.
Potensi Anak Berbicara Didukung oleh
Beberapa Hal
1. Kematangan
alat berbicara
Kemampuan berbicara
juga tergantung pada kematangan alat-alat berbicara. Misalnya
tenggorokan,langit-langit,lebar rongga mulut dan lain-lain dapat mempengaruhi kematangan berbicara. Alat
alat tersebut baru dapat membentuk atau
memproduksi suatu kata dengan baik sebagai permulaan berbicara.
2. Kesiapan
berbicara
Kesiapan mental anak
sangat bergantung pada pertumbuhan dan
kematangan otak. Kesiapan dimaksud biasanya dimulai sejak anak berusia antara 12-18 bulan,yang disebut teachable moment dari perkembangan
bicara. Pada saat inilah anak betul-betul sudah siap untuk belajar bicara yang
sesungguhnya. Apabila tidak ada gangguan anak aka segera dapat berbicara
sekalipun belum jelas maksudnya.
3. Adanya
model yang baik untuk dicontoh oleh anak
Anak dapat membutuhkan
suatu model tertentu agar dapat melafalkan jata dengan tepat untuk dapat
dikombinasikan dengan kata lain sehingga menjadi suatu kalimat yang berarti.
Model tersebut dapat diperoleh dari orang lain, misalnya orang tua atau
saudara,dari radio yang sering didengarkan atau dari TV,atau aktor film yang
bicaranya jelas dan berarti. Anak akan mengalami kesulitan apabila tidak pernah
memperoleh model sebagaimana disebutkan di atas. Dengan sendirina potensi anak
tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya.
4. Kesempatan
berlatih
Apabila anak kurang
mendapatkan latihan ketrampilan berbicara akan timbul frustasi dan bahkan
sering kali marah yang tidak di mengerti penyebabnya oleh orang tua atau
lingkungannya. Pada giliranya anak kurang memperoleh motivasi untuk belajar
berbicara yang pada umumnya disebut “anak ini lamban” bicaranya.
5. Motivasi
untuk belajar dan berlatih
Memberikan motivasi dan
melatih anak untuk berbicara sangat penting bagi anak karena untuk memenuhi
kebutuhannya untuk memanfaatkan potens anak. Orang tua hendaknya selalu
berusaha agar motivasi anak untuk berbicara jangan terganggu atau tidak
mendapat pengarahan.
C. Gangguan dalam perkembangan Berbicara
Berbagai faktor tersebut terdapat beberapa gangguan yang harus diatasi
oleh anak dalam rangka belajar berbicara. Perkembangan berbicara merupakan
suatu proses yang sangat sulit dan rumit. Terdapat beberapa kendala yang sering
kali dialami oleh anak.antara lain:
1.
Anak cengeng
Anak yang sering kali
menangis dengan berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada fisik maupun psikis
anak. Dari segi fisik, gangguan tersebut dapat berupa kurangnya energi sehingga
secara otomatis dapat menyebabkan kondisi anak tidak fit.sedangkan gangguan psikis
yang muncul adalah perasaan ditolak atau tidak dicintai oleh orang tuanya,atau
anggota keluarga lain. Sedangkan reaksi sosial terhadap tangisan anak biasanya
bernada negatif. Oleh karena itu peranan orang tua sangat penting untuk
menanggulangi hal tersebut,salah satu cara untuk mengajarkan komunikasi yang
efektif bagi anak.
2.
Anak sulit memahami isi
pembicaraan orang lain
Sering kali anak tidak
dapat memahami isi pembicaraan orang tua atau anggota keluarga lain. Hal ini di
sebabkan kurangnya perbendaharaan kata pada anak. Disamping itu juga
dikarenakan orang tua sering kali berbicara sangat cepat dengan mempergunakan
kata-kata yang belumdi kenal oleh anak. Bagi keluarga yang menggunakan dua
bahasa (bilingual) anak akan lebih banyak mengalami kesulitan untuk memahami pembicaraan orang tuanya atau
saudaranya yang tinggal dalam satu rumah. Orang tua hendaknya selalu berusaha
mencari penyebab kesulitan anak dalam memahami pembicaraan tersebut agar dapat
memperbaiki atau membetulkan apabila anak kurang mengerti dan bahkan salah
menginteprestasikan suatu pembicaraan.
3.Faktor-faktor
Yang Membuat Orang Sulit Dalam Berkomunikasi
v Perasaan
Minder atau tidak mempunyai percaya diri.
v Idealis,
Terlalu berpegang teguh pada prinsip atau ideologi yang di pegangnya.
v Over
Confidance, Selalu menganggap dirinya lebih baik,pandai dan benar dari pada
orang lain
v Tidak
Mempunyai keberanian untuk memulai pembicaraan
4.Mengatasi Hambatan-hambatan Dalam Proses Berkomunikasi
Ø Berkomunikasi
sesuai tingkatan bahasa para pendengarnya
Ø Mengerti
Keinginan arah Pembicaraan dari para pendengarnya
Ø Mengerti
kelas sosial para pendengarnya
Ø Memahami
latar belakang serta nilai-nilai teguh yang di pegang teguh para pendengarnya
5.Manfaat Berkomunikasi
Yang Baik
§ Terwujudnya
sikap saling pengertian
§ Mempermudah
kita dalam proses bergaul
§ Dapat
merubah hidup kita
§ Menghindarkan
kita dari suatu masalah yang disebabkan kesalahfahaman
BAB
III
STUDI
KASUS DAN PENYELESAIANNYA
1.
Kasus 1
Seorang
anak yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan
orang tuanya yang dikarenakan latar belakang pendidikan orang tuanya lebih
rendah dari seorang anak tersebut.
Penyelesaian Kasus
Kita
harus memahami terlebih dahulu siapa lawan bicara kita, bagaimana dan seperti
apa sudut pandang orang tersebut terhadap apa yang didengar, dilihat atau
dimengertinya. Karena semua hal itu sangatlah dibentuk oleh latar belakang dan
pribadinya.
·
Usahakan dalam
berkomunikasi sesuai dengan tingkatan bahasa lawan bicara kita. Dalam kasus ini
seorang anak harus bertutur kata yang lembut dan dengan menggunakan bahasa yang
sopan terhadap orang tua selaku lawan bicaranya.
·
Usahakan untuk
mengerti kelas sosial lawan bicara kita. Seorang anak harus berbicara yang jelas
dan terarah tanpa harus berbelit-belit atau menggunakan banyak istilah dalam
dalam prosesnya berkomunikasi dengan orang tua yang notabene latar belakang
pendidikannya rendah.
·
Usahakan untuk
memahami latar belakang dan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh lawan bicara
kita.
2.
Kasus 2
Seorang ibu yang mengalami kesedihan dan kebingungan
akibat ketidaktahuannya dalam menyikapi seorang anaknya yang telah mengidap
auitistik sejak kecil. Dia selalu bertanya-tanya, apa yang harus saya lakukan ?,! apa yang terjadi dengan anak saya ?!,
terapi apa yang cocok untuk anak saya ?!
Penyelesaian Kasus
Hal
pertama yang dilakukan oleh orang tua adalah menenangkan jiwa dan menerimanya dengan ikhlas karena autisme
bukanlah akhir dari segalanya. Mulailah
dengan mencari informasi seputar autisme sebanyak-banyaknya baik melalui
internet, buku ataupun bergabung dengan komunitas autisme. Sehingga orang tua
bisa berbagi dan mendapatkan informasi dari para orang tua lainnya dengan
pengalaman yang sama. Cermati gejala-gejala yang ada pada anak misalnya dalam
hal kemampuannya berbicara, komunikasi atau interaksi. Dan benahi kekurangan
anak dengan berbagai terapi.
BAB IV
PENUTUP
1 . Kesimpulan
1) Belajar
melatih otak kita untuk menjadi lebih baik lagi dalam proses berkomunikasi atau
berinteraksi dengan orang lain.
2) Berkomunikasi
adalah kemampuan berbicara yang bisa di lakukan seseorang, karena hal ini
merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pergaulan sehari-hari dalam
proses berinteraksi yang mampu menentukan
kesuksesan seseorang.
3) Kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain adalah seorang pendengar yang menentukan
bagaimana sebaiknya sebuah pesan dimengerti. Dan pada dasarnya seorang
pembicara yang handal adalah seseorang yang ketika ia berbicara,baik dalam
komunikasi formal (Presentasi,Ceramah,dll),maupun informal (Pergaulan)memiliki
daya tarik yang rhetoris(mempesona)dengan isi pembicaraan yang efektif
(sistematis,benar/tepat,singkat dan jelas)dengan bahasa yang tepat sehingga
orang yang mendengarkannya dapat mengerti dengan jelas dan tergugah
perasaannya.
4) Berbicara
merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif,yang mencakup sebagai
pemuas kebutuhan dan keinginan,sebagai alat untuk menarik perhatian orang
lain,dan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
5) Dalam
potensi anak berbicara terdapat kematangan alat berbicara,kesiapan
berbicara,adanya model yang baik untuk di contoh oleh anak,kesempatan berlatih
dan memotivasi untuk belajar dan berlatih.
2. Saran
1) Saran untuk pendengar,mendengarkan lebih dari
sekedar mendengar kata-kata yang di ucapkan oleh orang lain.dan tidak semua
orang yang anda jumpai sesuai dengan keinginan anda mungkin ada diantara mereka
yang bersikap menyebalkan menurut kita,Tapi walaupun begitu tunjukanlah empati
kepada orang tersebut karna bukan tidak mungkin di balik sikapnya yang
menyebalkan ada sesuatu yang baik yang mungkin kita tidak ketahui.karena
sebagai seorang yang profesional anda wajib bersikap baik terhadap semua orang,karena
merupakan hal yang bisa bersikap baik kepada orang baik akan tetapi merupakan sesuatu yang luar biasa
jika anda bersikap baik kepada orang yang tidak baik.
2) Disarankan
kepada orang tua untuk memperhatikan anaknya dalam perkembangan komunikasi baik
di lingkungan keluarga atau dengan teman sebayanya.
0 komentar:
Posting Komentar
bagaimana menurutmu?