Rabu, 06 Juni 2012

Pertumbuhan dan Perkembangan Kreativitas


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika kita membicarakan tentang perkembangan peserta didik, salah satu yang tidak boleh terlewatkan adalah perihal kreativitas dan bagaimana menumbuhkembangkan kreativitas serta  permasalahan yang dihadapi dalam menumbuhkembangkan kreativitas. Kreativitas merupakan hal yang sangat penting bagi manusia apalagi pada saat peserta didik atau seseorang sedang mengalami perkembangan, pertumbuhan dan perkembangan kreativitas peserta didik sangat penting untuk diperhatikan. Jika kreativitas peserta didik dapat optimal, maka diharapkan akan memberikan pengaruh yang positif bagi kehidupannya dimasa yang akan datang. Tetapi jika kreativitas peserta didik tidak berkembang atau bahkan dibatasi, maka kemampuan yang dimilkinya tidak akan tersalurkan dengan baik dan akan memberikan peran yang kurang optimal dalam kehidupanya di masa yang akan datang.
Sedemikian pentingnya peran kreativitas untuk peserta didik khususnya atau sesorang  pada umumnya, sangat dianggap perlu untuk bagaimana caranya agar kreativitas peserta didik atau seseorang dapat ditumbuhkembangkan secara baik dan bisa optimal. Untuk mencapai perkembangan yang baik dan optimal tentunya tidak mudah, karena untuk mencapai hal itu, beberapa masalah sudah tentu akan muncul. Namun demikian, para pendidik atau orang tua pada umumnya harus bisa mengatasi masalah yang muncul itu mengingat penting dan pengaruh kreativitas pada kehidupan peserta didik atau seseorang.
Dengan paparan tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis yang berjudul :
Menumbuhkembangkan Kreativitas dan Permasalahannya”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis dapat mengidentifikasikan beberapa rumusan masalah yang berkaitan dengan kreativitas dan menumbuhkembangkannya yaitu :
1.       Apa yang dimaksud dengan kreativitas?
2.       Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kreativitas?
3.       Bagaimanakah proses dalam membentuk kreativitas?
4.       Apa yang dimaksud dengan menumbuhkembangkan kreativitas?
5.       Apa alasan-alasan pentingnya menumbuhkembangkan kreativitas pada peserta didik?
6.       Cara-cara apa saja yang dapat ditempuh untuk  menumbuhkembangkan kreativitas?
7.       Manfaat apa yang didapatkan dari kreativitas?
8.       Masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam menumbuhkembangkan kreativitas?
9.       Bagaimanakah cara untuk mengatasi masalah dalam menumbuhkembangkan kreativitas?
C. Tujuan Penulisan
Dari beberapa rumusan masalah yang diperoleh di atas, maka penulis menetapkan tujuan penulisan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1.       Apa yang dimaksud dengan kreativitas?
2.       Apa yang dimaksud dengan menumbuhkembangkan kreativitas?
3.       Apa alasan-alasan pentingnya menumbuhkembangkan kreativitas pada peserta didik?
4.       Cara-cara apa saja yang dapat ditempuh untuk  menumbuhkembangkan kreativitas?
5.       Masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam menumbuhkembangkan kreativitas?
6.       Bagaimanakah cara untuk mengatasi masalah dalam menumbuhkembangkan kreativitas?
7.       Kasus-kasus tentang permasalahan kreativitas yang dihadapi?
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Apakah kreativitas itu?
Dalam keseharian kita sering menggunakan istilah Kreativitas, namun sebagian dari kita masih belum mengetahui apa pengertian kreativitas itu sendiri. Di bawah ini merupakan beberapa pengertian kreativitas.
Kreativitas adalah ilmu atau cara untuk mengolah sebuah masalah untuk dijadikan sebuah peluang, manfaat, penambahan ilmu pengetahuan, pengalaman, penambahan manfaat, dan informasi yang berguna di kemudian hari.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta; daya cipta; perihal berkreasi; kekreativan.
Kreativitas adalah kemampuan mengelola, memberdayakan, dan menggunakan apapun yang dimiliki seperti informasi, pengalaman dan keterampilan lainnya untuk mencipatakan peluang dan mengatasi kesulitan.
B. Apa yang dimaksud dengan menumbuhkembangkan kreativitas?
Kreativitas adalah salah satu potensi alamiah dalam diri anak yang harus dikembangkan secara optimal. Kreativitas itu sendiri ditumbuhkan di otak kanan, yaitu bagian otak yang memiliki spesifikasi berpikir, mengolah data seputar perasaan, tentang emosi, seni dan musik.
Semua anak yang lahir di dunia pasti mempunyai sisi kreativitas, tapi dalam kadar yang berbeda. Tinggi rendahnya kreativitas anak dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor genetika (bawaan lahir) dan faktor lingkungan. Kreativitas ini akan tumbuh secara optimal jika kedua faktor tersebut dipadukan secara baik. Anda sebagai orang tua juga sangat berpengaruh terhadap kreativitas anak. Ciri-ciri anak kreatif :
1.          Berpikir Lancar, anak kreatif mampu memberikan banyak jawaban terhadap suatu pertanyaan yang kita berikan. Dalam jangka panjang, anak kreatif mampu memberikan banyak solusi atas masalah yang dihadapinya.
2.          Fleksibel dalam Berpikir,  anak kreatif mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang (fleksibel), sehingga ia mampu memberikan jawaban variatif. Hal ini akan memudahkannya menjalani kehidupan dan menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan.
3.          Orisinil (Asli) dalam Berpikir, anak kreatif mampu memberikan jawaban-jawaban yang jarang diberikan anak lain. Jawaban-jawaban baru yang tidak lazim diungkapkan anak-anak atau kadang tak terpikirkan orang lain, di luar perkiraan dan khas.
4.          Elaborasi, anak kreatif mampu memberikan banyak gagasan dengan menggabungkan beberapa ide atas jawaban yang dikemukakan, sehingga ia mampu untuk mengembangkan, memperkaya jawabannya secara rinci dan detail hingga hal-hal kecil. Imaginatif, anak kreatif memiliki daya khayal atau imajinasi, yang ia aplikasikan dalam kegiatannya sehari-hari.
5.          Senang menjajaki Lingkungannya, anak kreatif senang dengan bermain. Bermain dan permainannya itu selain menyenangkannya juga membuatnya banyak belajar.Banyak mengajukan Pertanyaan, anak kreatif sangat suka mengajukan pertanyaan, baik secara spontan yang berkaitan dengan pengalaman barunya maupun hasil ia berpikir.
6.          Mempunyai Rasa Ingin Tahu yang Kuat, anak kreatif suka memperhatikan sesuatu yang dianggap menarik dan mendalaminya sampai puas. Rasa ingin tahu anak kreatif sangat tinggi, sehingga ia tak akan melewatkan kesempatan untuk bertanya.
7.          Suka melakukan Eksperimen, anak kreatif suka melakukan percobaan dengan berbagai cara untuk memuaskan rasa penasaran dan rasa ingin tahunya. Dan jika dia sudah merasa puas dengan hasil eksperimennya, maka dia akan tertarik untuk melakukannya lagi.
8.          Suka menerima Rangsangan Baru, anak kreatif sangat suka mendapatkan stimulus atau rangsangan baru, serta terbuka terhadap pengalaman baru. Hal ini berkaitan dengan rasa ingin tahunya dan kesukaannya bereksperimen.
9.          Berminat melakukan Banyak Hal, anak kreatif memiliki minat yang besar terhadap banyak hal. Ia suka melakukan hal-hal yang baru, berani mencoba hal baru dan tidak takut terhadap tantangan.
10.      Tidak mudah Merasa Bosan, anak kreatif tidak mudah bosan melakukan sesuatu. Ia akan melakukannya sampai ia merasa benar-benar puas. Jika sudah puas, maka ia akan melakukan sesuatu yang lain lagi.
C. Pentingnya kreativitas
Kreativitas merupakan faktor penting yang mendukung seseorang untuk mencapai kesuksesan. Bila kita mengamati orang-orang yang sukses, kita mendapati bahwa kesuksesan mereka bukan semata-mata karena inteligensi mereka yang tinggi, namun lebih merupakan hasil keberanian mereka untuk membuat lompatan yang tidak biasa. Mereka berani membuat sesuatu yang baru, berpikir lain dari pada kebiasaan orang, atau dengan kata lain, memanfaatkan kreativitas mereka untuk membuat sesuatu terobosan yang unik.
Proses pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas seorang anak. Pendidikan yang dimaksud bukan hanya pendidikan di sekolah, melainkan juga pendidikan di rumah oleh orang tua. Orang tua, sebagai pendidik pertama dan utama bagi seorang anak, mempunyai kesempatan istimewa untuk membangkitkan kreativitas anak, sebab dari figur orang tua lah seorang anak pertama kali mengembangkan cara berpikir dan membentuk sikap belajarnya. Berikut beberapa alasan pentingya kreativitas:
1.       Untuk menemukan gagasan, ide, peluang dan inspirasi baru.
2.       Untuk merubah masalah, kesulitan, kegagalan, untuk menjadi sesuatu yang berguna untuk melangkah di masa depan.
3.       Untuk menemukan solusi yang inovatif.
4.       Untuk menemukan hal yang belum pernah terjadi, hingga memunculkan sesuatu yang baru.
5.       Untuk menmukan teknologi baru.
6.       Untuk merubah keterbatasan atau kelemahan menjadi sebuah kekuatan atau keunggulan.
D. Cara menumbuhkembangkan kreativitas
Mengingat begitu pentingya kreativitas bagi kehidupan seseorang, maka sangat dianggap perlu untuk membangkitkan kemampuan kreativitasnya. Terdapat beberapa cara yang bisa ditempuh untuk membangkitkan kemampuan kreativitas seseorang, diantaranya seperti yang tercantum di bawah ini:
1.       Berimajinasi.
2.       Berpikir berbeda dari yang lain.
3.       Berpikir optimis bukan pesimis dalam menghadapi persoalan yang belum terpecahkan.
4.       Selalu membuat konsep.
5.       Berfikir, melihat, memvisualisasikan dari segala aspek.
6.       Berfikir lebih detail.
7.       Mengamati perubahan-perubahan yang terjadi.
8.       Berpikir bahwa segala sesuatu bisa lebih disempurnakan lagi.
E. Masalah-masalah dalam menumbuh kembangkan kreativitas dan cara mengatasinya
1. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam menumbuhkembangkan kreativitas?
1.       Mencari jawaban soal hanya satu yang benar.
Yaitu peserta didik dibiasakan untuk mencari satu jawaban yang dianggap benar, maka ia akan tidak terlatih dengan kreatif karena ia harus mengikuti aturan baku dan tradisi satu jawaban yang benar, selain dari itu salah.
2.       Harus berfikir logis
Berfikir tidak boleh aneh-aneh atau berbeda dengan yang lainnya, harus sesuai dengan nalar. Kalau tidak seperti itu maka akan dianggap tidak lazim.
3.       Harus taat pada aturan
Harus taat pada aturan akan mengurangi kreativitas karena akan mengekang kemampuan peserta didik dalam berkreativitas. Semua tindakan dan perilaku peserta didik akan terpaku pada aturan yang berlaku.
4.       Tetap konstan pada aturan yang berlaku selama ini
Tidak ada peluang mengadakan kreasi karena selalu terikat pada hal rutin yang sudah biasa dilakukan. Ini bahkan akan mematikan kreativitas karena hanya mengikuti apa yang sudah menjadi kebiasaan tanpa mau melakukan cara atau sesuatu yang berbeda dari apa yang sudaha ada sebalumnya.
5.       Terlalu menekankan pada spesialisasi
Ini akan menyempitkan kreativitas, sebabnya adalah keahlian peserta didik hanya difokuskan pada satu bidang saja. Manakala seorang peserta didik gagal pada suatu bidang maka dia tidak bisa beralih ke bidang lainnya karena selama ini dia hanya belajar satu dari beberapa bidang yang ada.
6.       Takut terlihat bodoh
Orang tidak mau melakukan hal baru atau berpikir berbeda karena takut terlihat bodoh, dan ini merupakan penghalang bagi kreativitas karena ia tidak berani menampilkan apa yang ada dalam kreasinya.
7.       Takut salah dan takut gagal
Setiap sesuatu yang baru, belum tentu berhasil atau bahkan gagal sama sekali, itu lah mengapa peserta didik atau orang tidak mau mengekspresikan kreativitasnya. Tetapi jika sesuatu yang baru itu berhasil, maka akan memberikan kepusan tersendir bagi pelaku kreativitas itu.
8.       Terpaku pada stigma “saya tidak kreatif”
Stigma ini akan sangat ampuh untuk mematikan kreativitas peserta didik, karena sebelum kreativitas itu dikeluarkan, di sudah terlebih dahulu dimatikan dengan stigma tersebut.
2. Bagaimanakah cara untuk mengatasi masalah dalam menumbuhkembangkan kreativitas?
1.       Mencari jawaban soal hanya satu yang benar.
Seseorang harus bisa diarahkan untuk bisa mencari berbagai alternatif dalam memecahkan sebuah persoalan. Ini akan bermanfaat manakala jawaban yang dia anggap benar ternyata tidak sesuai dan tidak bisa memecahkan persoalan yang dihadapinya.
2.       Harus berfikir logis
Setiap orang harus mempunyai pemikiran diluar kelogisannya, karena itu akan menjadi salah satu kreativitas serta tidak menutup kemungkinan ketidaklogisannya akan menjadi kelogisan.
3.       Harus taat pada aturan
Aturan memang dibuat untuk menciptakan suatu kondisi yang baik, tapi jika harus selalu taat pada aturan maka hal ini kurang baik. Sesorang harus diberi kesempatan untuk bertindak diluar aturan selama itu masih dalam koridor yang tidak menyalahi karena itu akan memberi ruang bagi daya kreativitasnya.
4.       Tetap konstan pada aturan yang berlaku selama ini
Solusi untuk permasalah ini adalah harus selalu meng up-date peraturan-peraturan tersebut dengan peraturan-peraturan yang baru supaya kreativitas-kreativitas baru pun bisa bermunculan.
5.       Terlalu menekankan pada spesialisasi
Setiap orang harus punya keahlian umum disamping keahlian khusus yang dimilikinya, alasanya adalah dia akan lebih tersalurkan daya kreativitasnya dari pada jika ia hanya mempunyai satu keahlian saja.
6.       Takut terlihat bodoh
Untuk masalah ini, solusi yang bisa diambil adalah memupuk rasa percaya diri yang dimilikinya dengan memberikan motivasi dan dorongan untuk melakukan sesuai dengan apa yang ada dalam kreativitasnya.
7.       Takut salah dan takut gagal
Kita harus memberikan apa makna kesalahan dan kegagalan yang sebenarnya, bahwa salah dan gagal adalah sesuatu yang tidak buruk bahkan bisa menjadi loncatan untuk sesuatu yang lebih baik dari apa yang akan kita dapatkan.
8.       Terpaku pada stigma “saya tidak kreatif”
Stigma ini harus dihilangkan karena akan mematikan daya kreativitas baik secara perlahan maupun sekaligus karena ini stigma yang tidak baik yang tertanam dalam diri seseorang. Setiap peserta didik harus dimotivasi dan diyakinkan  orang harus yakin bahwa dia


BAB III
STUDI KASUS
A.      Kreativitas Seorang Anak dalam Berimajinasi dan Menggambar
Ada seorang anak yang mempunyai tingkat kreativitas tinggi dan berimajinasi yang ia salurkan lewat menggambar, anak tersebut mempunyai hasrat yang tinggi dalam menggambar sehingga apa saja yang dihadapi dan menurut dia itu bisa digambar maka ia akan menggambarnya. Dia tidak tahu bahwa pakaian itu menjadi kotor karena kreativitasnya, dia tidak mengerti jika tembok akan menjadi tidak enak dilihat karena coretan-coretan tidak terarahnya, dia tidak paham jika ada waktu untuk belajar disamping waktu yang ia gunakan untuk menggambar dan berimajinasi.
Jika kondisi ini berlanjut dalam jangka waktu yang cukup lama dan tanpa kontrol yang baik dari orang terdekat terutama orang tua, maka akan memberikan dampak yang buruk bagi peserta didik khususnya atau anak pada umunya serta lingkungan sekitar anak tersebut. Dampak yang mungkin timbul diantaranya adalah, pertama, daya kreatif peserta didik kurang terarahkan dengan baik sehingga dapat menghambat potensi-potensinya yang lain. Kedua, dia lebih cenderung hanya memilih kesenangannya dari pada kegiatan belajar yang seharusnya mendapat porsi yang lebih besar. Ketiga, bagi lingkungan sekitar, lingkungan sekitar akan merasa terganggu dengan keberadan anak dengan kondisi seperti ini karena tidak menutup kemungkinan akan melakukan hal-hal yang diluar batas kewajaran. Skema perkembangan anak-anak dalam menggambar :
1.       2-3 Tahun [Membuat coret-coretan dengan tanpa arti, sebagai sensasi jejak jemari]
Pada masa ini, anak-anak sebenarnya sedang asyik-asyiknya menikmati kemampuan tangannya dalam membuat suatu garis, kemampuan tangannya meninggalkan jejak, tanpa ada arti khusus.
2.       3-4 Tahun [coret-coretan mulai ada arti, sebagai ruang angkasa dengan aneka waktu/ruang]. Garis yang mereka buat sudah menunjukkan sedikit gambaran, atau sesuatu yang ada di alam nyata. Namun, posisi gambar masih berantakan, hanya seperti lingkaran-lingkaran benda angkasa tak beraturan.
3.       4-5 Tahun [Mementingkan bagian tertentu objek, masih menggambar ruang angkasa, aneka ruang dengan ditambah dinamika, aneka tampak dan tampak khas]. Pada masa ini seorang anak biasanya menyukai bagian tertentu objek, dan menggambarkannya berulang kali tanpa mempedulikan bagian lain dari objek.
4.       5-6 Tahun [Anak-anak mulai membuat skema, konsep atas bawah, mulai bisa menyusun cerita gambar]. Kemampuan anak makin berkembang dengan menambahkan “story telling” pada coretan yang mereka buat. Kadang gambar yang dibuat tidaklah seperti apa yang mereka katakan (misalkan, mereka berkata, ada ayam sedang mengejar ular, tapi yang mereka gambar hanya satu lingkaran besar berantakan dengan garis panjang keriting, biarpun masih abstrak, tapi mereka tahu, dan mengingat bentuk itu. Apabila suatu saat mereka kembali ditanyakan mengenai gambar tersebut, mereka masih akan menjawab ayam yang mengejar ular).
5.       6-7 Tahun [Perkembangan lanjut dari proses perkembangan sebelumnya dengan integrasi indera-indera, dan juga penambahan perkembangan konsep waktu dan juga ruang]. Di tahun ini, ada proses integrasi indra lain, yaitu penglihatan, perasa, kadang pendengaran, atau pembau. Mereka mulai menyatukan input dari indera-indera itu, sehingga gambar yang dihasilkan lebih kompleks, dengan adanya urutan waktu cerita, keadaan cuaca saat itu, atau penggambaran keadaan yang lain.
6.       7-8 Tahun [Menggambar dengan mengutamakan bagian objek yang dipentingkan, objek yang tidak dimaksudkan biasanya tidak dipedulikan, atau tidak digambar dengan sempurna]. Hampir sama dengan tahun-tahun awal, namun pada 7-8 tahun, anak-anak sudah lebih mampu menangkap bentuk dari objek itu sendiri. Ketika mereka bercerita tentang tangan yang terluka, maka yang digambarkan oleh mereka adalah tangan yang digambar detail dengan bagian tubuh lain yang digambarkan seadanya, dengan [mungkin] tambahan ekspresi wajah.
7.       8-9 Tahun [Menggambar dengan banyak waktu dan ruang]. Tingkatannya lebih kompleks dari tahun sebelumnya, dengan kemampuan menggambar yang mulai lebih konkret, masih dengan cerita ruang dan waktu yang begitu banyak, dan kadang terjadi over-lapping.
8.       9-10 Tahun [Mata mulai berperan, sehingga mereka berusaha menggambar lebih rinci]. Anak-anak sudah mulai terfokus pada satu indera yaitu mata. Mata mulai mengambil peranan penting dalam pembuatan gambar mereka.
9.       10-11 Tahun [Gambar selain hasil imajinasi, juga sudah mampu memasukkan cerita fakta, atau sebagai catatan peristiwa penting bagi mereka]. Umur 10-11 tahun adalah umur di mana anak-anak sudah mulai mengembangkan kombinasi antara kemampuan imajinasi mereka dengan kisah nyata yang mereka alami, dengan bentuk gambar yang mulai mendetail.
10.   11-13 Tahun [Masa krisis, saat terjadi perang antara indera mata yang telah jadi dengan indera-indera lainnnya]. Umur 11-13 tahun adalah masa krisis, di mana anak-anak sering bingung antara mengikuti imajinasi, atau pun mengikuti apa yang dia lihat, juga dengan adanya indera-indera lain. Mereka menjadi menganggap bahwa mereka “tidak bisa menggambar” atau “bisa menggambar”, dengan parameter, yang bisa menggambar adalah yang bisa membuat gambar sesuai dengan apa yang dilihat.
11.   13 Tahun ke atas [Bila pembina gagal mengintegrasikan indera-indera di masa krisis ini, dan cenderung mementingkan mata, yang terjadi adalah, pertama, yang berbakat akan menjadi naturalis-persepektif-momen opname. Kedua,  yang tidak berbakat akan menjadi pesimis dalam menggambar, bahkan sama sekali tidak berani menggambar.
12.   13 Tahun ke atas [Bila pembina berhasil mengintegrasikan indera-indera hingga apayang dilihat seorang anak merupakan hasil kerjasama terpadu indera, yang terjadi adalah, pertama, yang berbakat akan menjadi senirupawan baik dalam sistem ruang-waktu-datar atau dalam sistem naturalis. Kedua, tidak berbakat akan lebih optimis ketika diminta untuk menggambar.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang tercantum dalam paragraf kedua, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, memberikan wadah untuk menyalurkan kreativitas dan bakat yang dimiliki anak tersebut. Misalnya dengan memberikan ruang yang cukup untuk menyalurkan kreativitas dan bakatnya, mengikutkan dalam berbagai lomba, sehingga anak tersebut bisa mengetahui bahwa kreativitas yang dimilikinya dapat memberikan pengaruh yang baik bagi kehidupannya jika ditempatkan dan mendapatkan porsi yang tepat. Kedua, memberikan arahan bahwa tugas belajarnya jangan sampai ditinggalkan. Kita selaku pendidik dan orang tua wajib mengingatkan dengan cara yang tepat dan sehalus mungkin jika ia tidak boleh mengesampingkan kegiatan belajar apalagi melupakannya, karena belajar merupakan hal yang tidak boleh ditinggalkan. Ketiga, pendidik atau orang tua harus lebih bisa mengawasi dan memberikan perhatiannya kepada anak model ini, karena kemampuan kreativitasnya lebih dari pada yang lain. Ini dimaksudkan supaya anak model ini tetap bisa dikontrol dan dikendalikan, tidak membuat sesuatu yang diluar batas kewajaran.
B. Kreativitas dalam Korupsi
Dewasa ini, kasus kasus korupsi sudah sangat banyak terjadi, baik dari kalangan bawah sampai pada tingkat atas. Dan sungguh sangat memperihatinkan. Banyak sekali jenis korupsi yang bisa kita jadikan sebagai contoh, tetapi pada kasus ini yang akan dibahas adalah kasus korupsi yang menggunakan atau menggelapkan uang negara untuk kepentingan pribadi. Jika diperhatikan lebih detail, para pelaku korupsi itu adalah orang-orang yang pintar dan kreatif dalam lingkungan kerjanya, dia bisa membaca peluang untuk bisa korupsi bahkan dia sudah merencanakan langkah-langkah hukum jika suatu saat kejahatan korupsinya diketahui dan terungkap. Misalnya saja dengan memberikan suap pada penegak hukum. Itu mereka anggap bisa menjadi jalan keluar dalam menyelesaikan masalah hukum korupsi yang menyangkutnya.
Beberapa sebab yang dapat menimbulkan kasus korupsi adalah diantaranya adanya peluang untuk melakukan korupsi, pengawasan yang lemah, dilakukan secara “berjamaah”, lemahnya penegakan hukum, ringanya hukuman yang diterima, dan yang tidak kalah dalam memberikan kontribusinya memunculkan kasus korupsi adalah kemampuan kreativitas yang tidak digunakan dengan baik atau tidak pada tempatnya.
Kreativitas pada kasus korupsi terlihat pada kemampuan melihat celah kemudian menjadikan celah itu peluang untuk melakukan korupsi. Selain itu, kreativitas juga digunakan untuk bagaimana menutupi korupsi yang dilakukan agar tidak diketauhi oleh orang lain. Berikutnya adalah membuat suatu langkah, rencana, strategi jika pada kemudian hari, kejahatan korupsinya terungkap. Ini sangat berbahaya jika kreativitas digunakan untuk hal-hal yang merugikan.
Lima fakta jika koruptor itu kreatif :
1.       Suka Sakit, Kita tentu masih ingat kasus Nazarudin, tersangka korupsi wisma atlet. Atau kasus Nunun soal cek pelawat Gubernur BI. Mereka adalah orang yang lebih memilih sakit dikala kebanyakan orang lebih suka sehat. Sehat itu mahal, dan sehat itu nikmat yang luar biasa dan paling utama bagi kebanyakan orang. Tapi tidak buat koruptor. Orang-orang yang tersangkut kasus hukum, terutama korupsi pasti lebih suka sakit daripada sehat. Artinya mereka itu kreatif. Kebanyakan orang ingin sehat tetapi mereka memilih sakit.
2.       Banyak Akal, Kreativitas selalu identik dengan akal atau ide. Satu cara gagal dicoba cara baru. Hal ini juga yang dimiliki oleh seorang koruptor. Di negaranya dikejar-kejar akhirnya lari ke luar negeri. Menggunakan segala metode bagaimana caranya supaya tidak tertangkap. Biasanya mereka pilih-pilih negara mana yang mau dijadikan tempat singgahnya. Mereka pasti memilih negara yang tidak punya perjanjian ekstradisi, kalau bisa. Jadi supaya tidak  bisa dilacak dan ditarik ke Indonesia. Ini juga berlaku untuk tabungannya. Biasanya juga mereka punya tabungan di bank luar negeri. Alasannya sama, supaya tidak bisa dilacak.
3.       Nyeleneh, Selanjutnya adalah soal nyeleneh. Orang kreatif itu pasti nyeleneh. Demikian juga orang yang korupsi. Mereka itu hobi bepergian ke luar negeri. Pastinya mereka harus buat paspor atau visa kan jika ingin ke luar negeri. Nah, disinilah letak kreativitas mereka. Jika yang lain buat paspor atau visanya menggunakan foto dan nama asli, mereka yang korup itu pasti nyeleneh. Bikin paspor atau visanya menggunakan nama dan foto palsu. Gayus dulu pernah pake nama Sony Laksono dan foto menggunakan kacamata. Satu lagi, Jika yang lain ingin diketahui identitasnya, mereka memilih merahasiakan.
4.       Berani, Apa artinya kreativitas tanpa keberanian? Orang kreatif juga harus berani, terutama mencoba hal-hal baru. Inilah juga yang dimiliki oleh koruptor. Mereka berani, terutama dalam soal uang. Koruptor siap berani membayar mahal asal bisa lolos dari tuduhan. Bayar jaksa penuntut, bayar pengacara handal, bayar petugas Imigrasi, sampai bayar petugas rutan. Mereka berani merogoh kocek dalam-dalam asalkan aman dan nyaman. Berani mencoba hal-hal baru dan trik-trik yang dapat memuluskan akal kotorya sendiri. Inilah keberanian yang ditunjukkan oleh seorang koruptor.
5.       Solidaritas Tinggi, Barangkali inilah yang sering luput dari pandangan orang-orang tentang kreativitas. Orang kreatif tentu juga punya solidaritas tinggi. Orang kreatif sadar jika hasil kreativitasnya juga atas dasar kontribusi orang lain. Soal ini koruptor juga punya. Pasti kita pernah mendengar istilah korupsi pasti berjamaah. Kalau sendiri dan uangnya dimakan sendiri nanti yang lain pasti ribut karena tidak kebagian. Si koruptor pasti akan mengajak teman-temannya untuk merasakan hasil jerih payah korupsinya. Tapi, ini tergantung dari jenjang hierarki. Inilah bukti tingginya solidaritas koruptor. Sampai jika dia tertangkap ia juga tidak mau sendiri dipenjara sendiri. Mereka pasti membeberkan aib korupsinya supaya teman-temanya ikut dtangkap dan dipenjarakan.
Untuk mencegah dan memberantas hal tersebut, ada beberapa pendekatan atau upaya yang bisa ditempuh, diantaranya adalah:
1.       Orang yang punya kreativitas tinggi harus diberikan pengarahan yang baik dan pengawasan yang lebih, apalagi jika posisi yang di dudukinya sangat strategis.
2.       Melakukan beberapa pendekatan seperti pendekatan agama dan pendekatan personal dan psikologi. Ini diharapkan daya kreativitasnya dapat serta terarahkan dengan baik, sesuai dengan jalurnya.
3.       Melakukan usaha-usaha preventif, misalnya membuat seminar-seminar tentang bahaya korupsi, dampak jangka panjang yang dapat timbul, diberi hukuman yang cukup berat dan sebagainya.
4.       Penegakan hukum yang sebenarnya, artinya hukum tidak diperjualbelikan dengan cara suap yang saat ini marak dilakukanoleh para orang yang tersangkut kasus, terutama korupsi.
C. Kreativitas pada Anak yang Membandel
Ada seorang anak yang sedikit susah untuk diatur dan dia tidak suka beberapa mata pelajaran yang dianggapnya mata pelajaran itu susah baginya. Mata pelajaran-pelajaran itu diantaranya Matematika dan Bahasa Inggris. Setiap tes harian atau ujian semester, anak tersebut mendapatkan nilai dibawah rata-rata atau bahkan cukup jauh di bawah rata-rata. Suatu ketika, orang tua anak tersebut mengetahui  bahwa anaknya mendapatkan nilai yang memprihatinkan untuk  mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika. Orang tua anak itu mengerti dan paham mengapa itu bisa terjadi, dia tahu betul penyebabnya adalah bahwa kemampuan anaknya di dua mata pelajaran tersebut kurang. Untuk mengatasi hal tersebut, orang tua ini berinisiatif untuk memberikan pelajaran tambahan agar masalah bisa teratasi. Kemudian ia memberitahukan rencana tersebut kepada anaknya. Setelah anak tersebut tahu bahwa dirinya akan mendapatkan pelajaran tambahan diluar sekolah untuk dua mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika yang memang dari awal dia tidak suka, anak tersebut kesal dengan rencana orang tuannya.
Meskipun anak tersebut punya semangat yang kurang dalam belajar, tetapi dia mempunyai kreativitas yang cukup baik terutama dalam bermain musik. Kemudian dia berpikir bagaimana caranya supaya dia tidak mengikuti pelajaran tambahan tersebut. Akhirnya, ia tetap berangkat dari rumah tetapi tidak ke tempat belajar, melainkan ketempat rental musik yang biasa digunakan tempat berkumpul dengan teman-temannya. Dia merasa senang karena kekesalannya untuk mengikuti pelajaran tambahan Bahasa Inggris dan matematika menjadi kesempatan untuk berkumpul dengan teman-temannya dan bermaim musik yang, menjadi kegemarannya.
Dari cerita diatas dapat diambil kesimpulan, sesorang yang mempunyai kreativitas bisa merubah masalah menurutnya menjadi peluang sesuai dengan kehendaknya. Berdampak negatif apabila ini terjadi pada situasi yang salah. Cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi masalah ini  di antaranya adalah:
1.       Oang tua harus menggunakan cara yang tepat dan sehalus mungkin untuk berkomunikasi dengan anak. Agar anak mengerti mengapa orang tuanya bertindak seperti itu.
2.       Memberikan pengawasan dan pengarahan yang baik yang dapat mengontrol perilaku anak baik di dalam maupun di luar rumah.
3.       Kepada orang tua disarankan agar anaknya diberi kesempatan untuk bertindak diluar aturan selama itu masih dalam koridor yang tidak menyalahi karena itu akan memberi ruang bagi daya kreativitasnya. Ini akan berdampak positif karena anak akan merasa dihargai dan diberi ruang oleh orang tuanya untuk bertindak seperti apa yang diinginkan oleh dirinya sendiri.
4.       Orang tua jangan terlalu mengekang anak model ini, karen tidak menutup kemungkinan jika dia semakin dikekang, maka akan semaikn tidak terkendali.
D. Kreativitas pada Teroris (Bom buku)
Buku-buku dapat dibuat sedemikian hidup sehingga saling berdialog, maka di tangan teroris Indonesia buku juga bisa dibuat lebih hidup lagi yaitu dengan diisi bom. Sangat kreatif pelaku bom modus baru di Indonesia. Ini benar-benar terorisme dengan modus dan genre baru.
Coba saksikan fenomena ini: di samping ada paket bom buku yang meledak sungguhan, ada juga paket bom bohong-bohongan yang ternyata isinya sandal, sepatu, kertas, dan susu. Saya rasa, mereka memang sengaja memancing masyarakat untuk berspekulasi sekaligus memprovokasinya untuk saling menuding  satu sama lain.
Ketika targetnya Ulil Abshar Abdalla, seorang cendekiawan NU, orang cenderung berspekulasi bahwa pelakunya pastilah dari kelompok Islam garis keras, apa pun definisinya. Pasalnya, Ulil adalah perintis dan mantan Koordinator Jaringan Islam Liberal yang sangat kontroversial. Karier Ulil dalam satu tahun ini memang hebat dan spektakuler. Bayangkan, pada musim dingin tiga tahun lalu, ketika berkesempatan menghadiri konferensi tentang responsibility to protect di Markas Besar PBB, New York.
Walhasil, pelaku teror bom modus baru ini memang seperti sengaja mengecoh dan mengejek pemerintah. Betapa tidak, bom buku dan bom-bom lainnya yang seakan main-main itu ternyata juga dikirim ke sasaran yang cenderung semakin meluas. Bahkan kini sampai ke Sumatera Selatan. Sepertinya pelaku teror ini bukan hanya untuk meneror, melainkan juga untuk mendestabilisasi dan mendelegitimasi pemerintahan Negara. Apalagi, aksi teror ini dilakukan pada saat ketidakpuasan sosial semakin meluas. Modus dan genre baru terorisme yang unik dan inkonvensional ini sungguh sangat berbahaya. Sangatlah beresiko jika tidak segera terungkap dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Adapun cara-cara untuk mengatasi kejahatan terosis adalah diantaranya :
1.       Warga masyarakat supaya lebih berhati-hati dan lebih waspada dalam menjalankan aktivitas sehari-hari karena modus terorisme semakin kreatif dan tidak bisa diprediksi.
2.       Negara melalui lembaga yang berwenang harus lebih meningkatkan sistem keamanan dalam menjaga segenap masyarakat indonesia.
3.       Seluruh lapisan masyarakat dengan pemerintah harus meningkatkan kerja sama dalam menjaga keamanan bersama dari gangguan teroris yang semakin meresahkan.
4.       Melakukan sosialisasi-sosialisasi melalui lembaga terkait seperti departemen agama (pendidikan pesantren) tentang upaya-upaya yang bisa dilakukan dalam menanggulangu dan mencegah tindak kejahatan terorisme. Ini karena teroris muncul dari kalangan islam garis keras yang tidak puas kondisi saat ini.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1.       Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta; daya cipta; perihal berkreasi; kekreativan.
2.       Menumbuhkembangkan kreativitas adalah usaha-usaha yang ditempuh untuk menumbuhkembangkan kreativitas dengan tujuan mengoptimalkan daya kemampuan kreativitas, sehingga daya kreativitas dapat digunakan seoptimal dan sebaik mungkin.
3.       Alasan pentingnya menumbuhkembangkan kreativitas pada peserta didik adalah karena kreativitas mempunyai peranan yang sangat vital, karena berguna sebagai salah satu kekuatan untuk manusia dalam menjalankan kehidupanya.
4.       Cara yang bisa ditempuh untuk menumbuhkembangkan kreativitas seseorang:
1)      Berimajinasi.
2)      Berpikir berbeda dari yang lain.
3)      Berpikir optimis bukan pesimis dalam menghadapi persoalan yang belum terpecahkan.
4)      Selalu membuat konsep.
5)      Berfikir, melihat, memvisualisasikan dari segala aspek.
6)      Berfikir lebih detail.
7)      Mengamati perubahan-perubahan yang terjadi.
8)      Berpikir bahwa segala sesuatu bisa lebih disempurnakan lagi.
5.       Masalah-masalah yang dihadapi dalam menumbuhkembangkan kreativitas:
1)      Mencari jawaban soal hanya satu yang benar.
2)      Harus berfikir logis
3)      Harus taat pada aturan
4)      Tetap konstan pada aturan yang berlaku selama ini
5)      Terlalu menekankan pada spesialisasi
6)      Takut terlihat bodoh
7)      Takut salah dan takut gagal
8)      Terpaku pada stigma “saya tidak kreatif”
6.       Cara mengatasi masalah dalam menumbuhkembangkan kreativitas yaitu harus disesuaikan dengan masalah yang timbul (Kreativitas Seorang Anak dalam Berimajinasi dan Menggambar, Kreativitas dalam Korupsi, Kreativitas pada Anak yang Membandel, Kreativitas pada Teroris (Bom buku), barulah kemudian menentukan pilihan cara apa yang tepat yang akan diambil untuk mengatasi masalah dalam menumbuhkembangkan kreativitas.
B. SARAN
1.       Untuk para orang tua, diharapkan mampu menilai dan menganalisa daya kreativitas yang dimiliki anak-anaknya, jika kreativitasnya rendah maka harus ditingkatkan dan jika sudah cukup atau lebih maka harus dimanfaatkan dan diarahkan seoptimal mungkin.
2.       Untuk para pengajar, agar lebih mampu menggali potensi-potensi kreativitas peserta didik agar dapat berkembang dengan baik dan mampu memberikan kontribusi positif bagi pekembangan peserta didik itu sendiri.
3.       Untuk para masyarakat umumnya, supaya lebih menyadari bahwa kreativitas merupakan modal sesorang dalam menjalankan kehidupan, tetapi jika tidak ditempatkan dengan baik, maka kreativitas itu akan memberikan pengaruh yang tidak baik, baik bagi orang itu sendiri maupun bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

bagaimana menurutmu?